Dilansir dari RFA, masyarakat Korut dilarang memperlihatkan ekspresi lain selain berduka di ruang publik selama masa periode berkabung Kim Jong Il.
"Selama periode duka, kami tidak boleh meminum alkohol, tertawa atau melakukan aktivitas-aktivitas hiburan," kata seorang warga di kota Sinuiju, yang berlokasi di seberang Sungai Yalu di Tiongkok, kepada RFA, Selasa, 14 Desember 2021.

Masyarakat Korut mengunjungi patung Kim Il Sung dan Kim Jong Il di Pyongyang, 10 Oktober 2021. Foto: KIM Won Jin/AFP
"Di masa lalu, orang-orang yang ketahuan meminum alkohol atau mabuk selama periode berduka, ditangkap dan dianggap sebagai kriminal. Mereka dibawa oleh polisi dan tidak pernah terlihat lagi," tambah sumber tersebut.
Kim Jong Un larang warga Korut menangis keras
Anonim tersebut menambahkan, jika salah satu anggota keluarga warga Korut ada yang meninggal di periode berduka, Kim Jong Un melarang mereka berekspresi ekstrem."Bahkan saat anggota keluarga Anda meninggal di periode berduka, Anda tidak boleh menangis kencang," terang dia.
"Orang-orang tidak boleh merayakan ulang tahun mereka sendiri jika berlangsung di periode berduka," lanjut dia.
"Kepolisian Korut diminta untuk mengawasi masyarakat secara seksama selama periode berduka ini," ucap seorang sumber lainnya yang tinggal di provinsi Hwanghae Selatan.
Masa kepemimpinan Kim Jong Il
Kim Jong Il berkuasa usai ayahnya, bapak nasional Korut Kim Il Sung, meninggal dunia di tahun 1994. Sejak saat it, ia memimpin Korut dan meninggal dunia pada 2011. Pengganti Kim Jong Il adalah anaknya, Kim Jong Un, yang merupakan pemimpin Korut saat ini.Baca: Korsel dan Korut 'pada Prinsipnya' Sepakat Akhiri Perang
Kepemimpinan Kim Jong Il berlangsung di salah satu periode terkelam dalam sejarah Korut. Kala itu, dalam periode 1994-1998, ia berkuasa saat Korut dilanda musibah kelaparan berskala masif yang menewaskan jutaan warga.
Periode kelam itu disebut masyarakat Korut sebagai "Perjalanan yang Sulit."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News