Sekelompok pemain sepakbola putri junior dan pelatih serta keluarga mereka mencoba melarikan diri dari negara itu bulan lalu. Namun, bom bunuh diri yang menghancurkan bandara membuat mereka terdampar.
"Saya menerima permintaan untuk menyelamatkan mereka dari LSM lain yang berbasis di Inggris, jadi saya menulis surat kepada Perdana Menteri Imran Khan yang mengeluarkan izin bagi mereka untuk mendarat di Pakistan," ucap Duta Pembangunan Global Football for Peace, Sardar Naveed Haider, dilansir dari AFP, Rabu, 15 September 2021.
Secara total, lebih dari 75 orang melintasi perbatasan utara pada Selasa kemarin, sebelum akhirnya melakukan perjalanan ke selatan kota Lahore.
Baca juga: Komisi HAM PBB Anggap Taliban Ingkar Janji Jaga Hak Perempuan
"Gadis-gadis yang bermain untuk tim U-14, U-16 dan U-18 melintasi perbatasan darat dengan mengenakan burka," kata Haider. Sesampainya di Pakistan, mereka mengganti burqa dengan jilbab.
Taliban melarang perempuan bermain semua olahraga selama pemerintahan mereka pada 1996-2001. Begitu kembali berkuasa, seorang pejabat senior Taliban mengatakan, tidak perlu bagi perempuan untuk bermain.
Namun, Bashir Ahmad Rustamzai, direktur jenderal baru Afghanistan untuk olahraga, mengatakan para pemimpin tingkat tinggi Taliban masih memutuskan hal tersebut.
Menteri federal Pakistan untuk informasi Fawad Chaudhry menyambut para pemain sepakbola perempuan itu lewat cuitannya di Twitter.
"Kami menyambut tim sepak bola perempuan Afghanistan, mereka tiba di perbatasan Torkham dari Afghanistan. Para pemain memiliki Paspor Afghanistan yang valid, visa Pakistan dan diterima oleh Nouman Nadeem dari PFF," cuit Chaudhry.
PM Imran Khan adalah mantan bintang kriket internasional. Ia dianggap pahlawan olahraga di kalangan masyarakat Pakistan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News