Dalam tayangan langsung di laman Facebook, Lai meminta semua staf medianya untuk terus berkarya dan membuat artikel seperti biasa yang menyuarakan nilai-nilai demokrasi.
"Terus berjuang! Mari kita terus berjuang," ujar Lai. "Kita mendapat dukungan dari masyarakat Hong Kong. Kita tidak boleh mengecewakan mereka," ucapnya lantang, dilansir dari laman CBS News, Rabu 12 Agustus 2020.
Ia mengatakan kepada jajaran stafnya bahwa menjalankan bisnis media di Hong Kong "kini semakin sulit." Kendati begitu, ia mengajak semua karyawannya untuk tetap bekerja keras demi demokrasi.
"Beruntung, saya tidak dikirim ke pulau utama (Tiongkok)," ungkap Lai, merujuk pada praktik Beijing yang dikhawatirkan banyak warga Hong Kong.
Tiongkok pernah mendeklarasikan bahwa pihaknya memiliki yurisdiksi atas kejahatan serius yang meliputi keamanan nasional di Hong Kong. Deklarasi tersebut menerobos dinding antar pengadilan di pulau utama Tiongkok dan peradilan independen di Hong Kong.
Jimmy Lai ditahan di bawah Undang-Undang Keamanan Hong Kong, dengan tuduhan telah berkolusi dengan pasukan asing. UU kontroversial tersebut telah diterapkan Tiongkok di Hong Kong pada 30 Juni lalu, yang memicu kecaman luas dari sejumlah negara Barat.
Selain Lai, dua ajudan taipan media tersebut juga ditangkap. Seroang produser televisi dan satu anggota gerakan pro-demokrasi, Agnes Chow, juga bernasib sama. Perusahaan media Lai, termasuk Apple Daily, juga digerebek Kepolisian Hong Kong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News