Sejak akhir bulan lalu, ribuan warga terpaksa mengungsi setelah hujan lebat mengakibatkan kehancuran yang meluas. Peternakan hingga jalan tersapu banjir. Kejadian tersebut menewaskan 18 korban jiwa.
"Ini adalah banjir yang belum pernah kita lihat seumur hidup, dan bahkan sebelum itu. Jadi saya bisa memahami rasa frustrasi besar yang diungkapkan," ujar Perdana Menteri Australia Scott Morrison, dikutip dari Channel News Asia, Senin, 7 Maret 2022.
Pasukan pertahanan dikerahkan ke titik-titik banjir untuk memimpin aksi penyelamatan.
Masyarakat terdampak kehancuran banjir selama akhir minggu. Di beberapa tempat, orang-orang berusaha membersihkan puing-puing serta lumpur setelah air surut.
"Kami telah melalui seminggu tanpa komunikasi, tidak ada makanan, tidak ada bahan bakar, ini semua cukup mengerikan dan emosional," ucap seorang penduduk di kota Murwillumbah, New South Wales. Kota itu adalah salah satu titik yang paling parah dilanda banjir.
Saat melihat wilayah-wilayah yang terkena banjir, Perdana Menteri Negara Bagian Dominic Perrotet menyebut perbaikan dapat memakan waktu sekian tahun.
"Kisah-kisah yang kami dengar, perasaan ditinggalkan yang dialami banyak orang dalam keadaan buruk ini sangat menyedihkan, dan kami perlu memastikan itu tidak terjadi lagi," kata Perdana Menteri New South Wales tersebut.
Hujan mulai reda dalam dua hari terakhir, namun badan perkiraan cuaca mengeluarkan “peringatan keras” bagi beberapa bagian New South Wales, juga Sydney, karena terjadinya tekanan rendah intens kedua di lepas pantai timur dalam beberapa pekan ini.
Biro Meteorologi memperkirakan hujan hingga 120 mm di Sydney pada hari Senin dan 150 mm pada Selasa. Beberapa pinggiran kota telah mengalami lebih dari dua kali lipat rata-rata curah hujan di bulan Maret, yakni sekitar 140mm. (Kaylina Ivani)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News