Taliban sekarang dinilai berbeda dengan yang dulu. Foto: AFP.
Taliban sekarang dinilai berbeda dengan yang dulu. Foto: AFP.

Taliban Dinilai Berusaha Berubah dengan Belajar dari Kegagalan Masa Lalu

Marcheilla Ariesta • 18 Agustus 2021 18:40
Jakarta: Kelompok Taliban sekarang dan dulu relatif berbeda. Taliban yang baru-baru ini menguasai kembali Kabul, Afghanistan, disebut lebih banyak berinteraksi dengan dunia luar. Demikian disampaikan Kepala Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia, Yon Machmudi, saat dihubungi Medcom.id, Rabu, 18 Agustus 2021.
 
"Mereka (Taliban) mengetahui tantangan serta kegagalan dari Taliban masa lalu ketika masih berkuasa," ujar Yon.
 
Ia menuturkan, perubahan ini erat kaitannya dengan janji Taliban yang akan menghormati hak asasi manusia dan perempuan. Menurut Yon, fokus Taliban saat ini adalah membangun kembali Afghanistan.

"Terutama dalam peningkatan kualitas hidup dan ekonomi," terangnya.
 
Untuk mencapai fokus tersebut, maka harus ada perubahan yang dilakukan Taliban. Perubahan ini dilakukan agar mereka mendapat kepercayaan publik dan dunia internasional.
 
"Taliban tidak bisa seterusnya mengandalkan kekuatan militer mereka. Saya kira, itu menjadi faktor penting untuk melihat Afghanistan ke depan seperti apa," tambahnya.
 
Yon yakin, jaminan yang mereka tawarkan menjadi perubahan penting untuk kembali pada sikap yang lebih proporsional dan moderat dalam membangun Afghanistan.
 
"Karena Taliban ini kan sebenarnya juga termasuk kelompok mayoritas dari sisi etnik, maupun keagamaan," terang Yon.
 
Baca juga: Taliban Berjanji Lindungi Hak-Hak Perempuan di Afghanistan
 
Dengan demikian, tuturnya, bisa dilihat akan lebih banyak perubahan terkait dengan sikap Taliban yang memiliki stigma sebagai kelompok sangat konservatif.
 
Meski demikian, tawaran yang disampaikan Taliban memang harus dibuktikan terlebih dulu. Apalagi di masa transisi seperti saat ini.
 
Taliban Harus Mampu Selenggarakan Pemilu
 
Taliban harus bisa memproses demokrasi untuk menjalankan kepemimpinan di Afghanistan, salah satunya harus mampu menyelenggarakan pemilu yang adil dan melibatkan banyak kekuatan. Tujuannya untuk bisa bekerja sama secara inklusif di fase berikutnya.
 
"Untuk memperkuat stabilitas Afghanistan ke depan, nampaknya tidak ada pilihan lain, mereka harus melakukan itu (pemilu). Karena kalau tidak, akan terjadi gejolak baru yang memunculkan kelompok tidak puas akan era transisi ini," tutur Yon.
 
"Ini menjadi sebuah keharusan (Taliban) bisa merealisasikan. Karena kalau tidak nasib Afghanistan dan Taliban akan sama seperti negara Timur Tengah saat masa transisi, seperti Sudan dan Libya," imbuhnya.
 
Taliban berhasil menguasai ibu kota Kabul pada awal pekan ini. Sebelumnya, mereka berhasil menguasai kota-kota besar lainnya di Afghanistan - bisa dibilang - hampir tanpa perlawanan berarti.
 
Sementara itu, Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani kabur dan sudah mengakui kemenangan Taliban.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan