Ribuan warga Paraguay berunjuk rasa di ibu kota Asuncion di tengah minimnya pasokan obat-obatan dan tempat tidur di unit perawatan intensif sejumlah rumah sakit. Padahal, kasus Covid-19 di negara terus terus melonjak.
Para pedemo bahkan menyerukan untuk mendakwa Presiden Paraguay Mario Abdo atas keterlambatan kedatangan vaksin Covid-19.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Kemenlu Taiwan Joanne Ou mengonfirmasi bahwa pemerintahan Presiden Tsai Ing-wen sedang membantu Paraguay menghadapi krisis.
"Berdasarkan persahabatan antara Taiwan dan paraguay, di bawah kerangka kerja sama bilateral yang ada, kami membantu Paraguay untuk bernegosiasi dan mendapatkan vaksin melalui jalur berbeda," katanya dilansir dari Malay Mail, Rabu, 17 Maret 2021.
Sebanyak 117 ribu dosis vaksin AstraZeneca telah tiba di Taiwan pada awal bulan ini. Namun hingga kini vaksin itu belum diberikan kepada warga.
Desember lalu, Taiwan menyetujui pembelian sekitar 20 juta dosis vaksin, termasuk 10 juta dari AstraZeneca. Namun Ou menekankan bahwa bantuan yang mereka tawarkan kepada Paraguay tidak ada hubungannya dengan vaksin AstraZeneca yang telah dibeli Taiwan.
Sementara itu dalam sepekan terakhir, vaksin AstraZeneca dianggap 'bermasalah' di Eropa. Hal ini bermula dari adanya efek samping berupa pembekuan darah di beberapa warga penerima vaksinasi di Austria dan Denmark.
Beberapa negara Eropa kemudian beramai-ramai menangguhkan penggunaan vaksin buatan perusahaan Inggris tersebut. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Medis Eropa (EMA) menegaskan bahwa vaksin AstraZeneca aman.
Baca: Menlu Inggris Tegaskan Vaksin AstraZeneca Aman
Bantuan Taiwan untuk Paraguay telah mendapat dukungan dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken. Ia juga pernah menyarankan agar Paraguay bekerja sama dengan Taiwan dalam mengatasi masalah pandemi Covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News