Seorang perempuan memberikan penghormatan terakhir di lokasi penembakan Shinzo Abe di Nara, Jepang, 8 Juli 2022. (Philip FONG / AFP)
Seorang perempuan memberikan penghormatan terakhir di lokasi penembakan Shinzo Abe di Nara, Jepang, 8 Juli 2022. (Philip FONG / AFP)

Peluru yang Menghujam Tubuh Shinzo Abe Picu Pendarahan Fatal

Willy Haryono • 09 Juli 2022 17:21
Tokyo: Kepolisian Jepang pada Sabtu ini, 9 Juli 2022, merilis hasil pemeriksaan postmortem mantan perdana menteri Shinzo Abe yang tewas ditembak di kota Nara pada Jumat kemarin. Dari hasil pemeriksaan, peluru yang menghujam lengan kiri Abe merusak pembuluh arteri di bawah kedua tulang selangka, yang kemudian memicu pendarahan fatal.
 
Abe terkena tembakan senjata api rakitan yang dilepaskan seorang pria berusia 41 tahun bernama Tetsuya Yamagami. Penembakan terjadi usai Abe selesai berkampanye untuk partainya, Partai Demokratik Liberal (LDP).
 
Dikutip dari New York Times, Hidetada Fukushima, profesor medis darurat di Rumah Sakit Universitas Medis Nara, mengatakan bahwa Abe sudah tidak menunjukkan tanda-tanda vital saat tiba di rumah sakit. Ia mengatakan Abe mengalami dua luka tembak, namun ia dan tim dokter tidak dapat menemukan peluru di tubuhnya.

Fukushima mengatakan bahwa Abe menerima transfusi 100 unit kantong darah dalam empat jam usai tiba di rumah sakit. Transfusi diperlukan karena Abe mengalami pendarahan hebat di bagian organ jantung. Namun karena lukanya sudah terlampau parah, Abe dinyatakan meninggal dunia.
 
Sejumlah pengamat yang menyaksikan video penembakan di media sosial dan televisi melihat minimnya perhatian terhadap ruang kosong di belakang Abe yang sedang berpidato.
 
Fumikazu Higuchi, mantan investigator polisi prefektur Kyoto, mengatakan bahwa rekaman video mengindikasikan minimnya pengamanan selama berlangsungnya acara kampanye. Ia menyebut pengamanannya sangat tidak cukup bagi seorang mantan perdana menteri.
 
"Merupakan hal penting untuk menginvestigasi mengapa petugas keamanan bisa begitu saja membiarkan Yamagami berkeliaran di belakang Abe," tutur Higuchi kepada Nippon TV.
 
Beberapa pakar lainnya juga mengatakan bahwa posisi Abe rentan karena berpidato di level ketinggian yang sama dengan warga, bukan di atas mobil kampanye. Kabarnya, skema pidato di atas mobil tidak dapat dilakukan karena kunjungan ke Nara dipersiapkan mendadak hanya satu hari sebelum acara.
 
Baca: Warga Jepang Sambut Kedatangan Jenazah Shinzo Abe di Tokyo
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan