“Tidak dapat disangkal lagi bahwa laporan yang kami dapatkan sangat serius,” ujar Markus Potzel, Kepala Pejabat Misi PBB Afghanistan (UNAMA) dalam konferensi pers di Kabul dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 21 Juli 2022.
Semenjak berhasil menggulingkan pemerintahan yang didukung Barat sebelumnya, Taliban terus-menerus membantah tuduhan pelanggaran hak masyarakat. Namun berdasarkan laporan yang dirilis oleh UNAMA Rabu lalu, mereka berhasil mencatat berbagai kasus.
“Terdapat 160 tuduhan pembunuhan di luar proses hukum, 56 insiden penyiksaan dan perlakuan buruk, serta lebih dari 170 penahanan dan penangkapan terhadap mantan pejabat pemerintahan dan anggota pasukan keamanan nasional yang tercatat sejak Agustus lalu,” sebut laporan PBB itu.
Penyiksaan yang paling umum didapatkan diantaranya penendangan, peninjauan dan penamparan, pemukulan dengan kabel dan pipa, serta penggunaan alat kejut listrik.
Sementara itu, tercatat lebih dari 200 hukuman yang kejam, tidak manusiawi, atau perendahan martabat, salah satunya termasuk pemukulan penjaga toko karena tidak menghadiri ke masjid. Kemudian ditemukan pula lebih dari 100 kasus penggunaan pemaksaan berlebihan.
Sejak akhir perang, keamanan negara telah meningkat pesat di seluruh pelosok negeri, dengan menurunnya angka korban masyarakat sipil.
Namun, Taliban –,yang terkenal dengan kepemimpinan teror brutal di antara tahun 1996 hingga 2001,– telah secara tajam membatasi kebebasan warga Afghanistan. Pembatasan khususnya dialami oleh para wanita dan anak-anak perempuan. (Gracia Anggellica)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News