Warga Tiongkok beraktivitas di salah satu stasiun kereta di Beijing, 4 Agustus 2021. (Noel Celis / AFP)
Warga Tiongkok beraktivitas di salah satu stasiun kereta di Beijing, 4 Agustus 2021. (Noel Celis / AFP)

Pertama dalam 6 Dekade, Populasi Penduduk Tiongkok Berkurang

Willy Haryono • 17 Januari 2023 11:57
Beijing: Jumlah populasi warga Tiongkok berkurang untuk kali pertama dalam lebih dari enam dekade terakhir, menurut data resmi negara tersebut. Penurunan ini terjadi di saat Tiongkok, negara dengan populasi terbanyak di dunia, menghadapi ancaman krisis demografi.
 
"Hingga akhir 2022, populasi nasional berada di angka 1.411,75 juta," sebut Biro Statistik Nasional Tiongkok pada Selasa, 17 Januari 2023.
 
"Penurunannya berjumlah 0,85 juta dibanding pada akhir tahun 2021," sambungnya, mengutip dari laman TRT World.

Tingkat kelahiran di negara dengan populasi sekitar 1,4 miliar jiwa itu menurun di saat tenaga kerja produktifnya mulai menua. Penurunannya cukup signifikan, dan sejumlah analisi memperingatkan bahwa hal ini dapat berimbas pada pertumbuhan ekonomi negara.
 
Terakhir kalinya populasi Tiongkok menurun terjadi di tahun 1960, di saat negara tersebut memerangi bencana kelaparan terburuk dalam sejarah modern. Bencana tersebut diakibatkan kebijakan pertanian ala Mao Zedong yang disebut "Lompatan Besar ke Depan."
 
Tiongkok mengakhiri aturan ketat "kebijakan satu anak" pada 2016, dan mulai membolehkan warganya memiliki tiga anak di tahun 2021. Kebijakan satu anak pernah diterapkan Tiongkok atas kekhawatiran jumlah populasi yang terlampau banyak.
 
Namun pencabutan kebijakan tersebut belum dapat mengatasi penurunan demografi di Tiongkok.

Ekonomi tumbuh pada tingkat terendah dalam 40 tahun

Ekonomi Tiongkok tumbuh 3,0 persen pada 2022, sesuai dengan data resmi yang dirilis Selasa ini. Pertumbuhan ini merupakan salah satu yang terlemah dalam 40 tahun terakhir, diakibatkan pandemi Covid-19 dan juga krisis real estate.
 
Beijing telah menetapkan target 5,5 persen, angka yang sudah jauh lebih rendah dari kinerja tahun 2021, ketika PDB negara itu meningkat lebih dari delapan persen.
 
Pada kuartal keempat, ekonomi Tiongkok tumbuh 2,9 persen tahun ke tahun, dibandingkan dengan 3,9 persen pada kuartal ketiga, kata Biro Statistik Nasional.
 
Perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut sedang menghadapi hambatan bersejarah menjelang akhir tahun 2022, dengan ekspor anjlok bulan lalu karena penurunan permintaan global dan pembatasan kesehatan Covid-19 yang memukul aktivitas ekonomi.
 
Statistik pada Selasa ini mewakili angka pertumbuhan terburuk Tiongkok sejak kontraksi 1,6 pada tahun 1976 - tahun meninggalnya Mao Zedong - dan tidak termasuk tahun 2020, setelah Covid-19 muncul di Wuhan pada akhir 2019.
 
Kesengsaraan ekonomi Tiongkok tahun lalu mengirimkan gaung ke seluruh rantai pasokan global yang sudah berjuang dengan berkurangnya permintaan.
 
Penguncian (lockdown) yang ketat, karantina, dan pengujian massal Covid-19 mendorong penutupan mendadak fasilitas manufaktur dan bisnis di pusat-pusat utama - seperti Zhengzhou, tempat pabrik iPhone terbesar di dunia.
 
Di tengah merosotnya perekonomian ini, Tiongkok tiba-tiba mencabut kebijakan "Nol-Covid" pada awal Desember setelah terjadinya aksi protes nasional.
 
Bank Dunia memperkirakan PDB China akan pulih menjadi 4,3 persen untuk tahun 2023 - masih di bawah ekspektasi.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan