Studi dunia nyata untuk Covaxin, yang dilakukan dari 15 April hingga 15 Mei ini berbanding jauh dengan tingkat efektivitas 77,8 persen dalam uji coba tahap akhir, yang dilakukan pada lebih dari 25.000 peserta yang dilakukan November 2020 hingga Januari 2021.
"Data baru menganalisis lebih dari 1.000 kasus covid-19 dengan kelompok kasus kontrol tes-negatif, yang cocok berdasarkan usia dan jenis kelamin," menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Lancet Infectious Diseases.
Baca juga: WHO Beri Izin Penggunaan Darurat untuk Vaksin Covaxin dari India
Dilansir dari Straits Times, Rabu, 24 November 2021, tingkat efektivitas yang jauh lebih rendah untuk suntikan dua dosis yang terlihat dalam studi baru mungkin dapat dikaitkan dengan fakta bahwa penelitian ini dibatasi pada karyawan rumah sakit yang memiliki risiko lebih tinggi terinfeksi daripada populasi umum.
Covaxin, yang dikembangkan bersama oleh Bharat Biotech dengan badan penelitian India, menerima otorisasi penggunaan darurat di India pada Januari bahkan sebelum penyelesaian uji coba tahap akhir.
Ini adalah satu-satunya vaksin buatan sendiri yang digunakan dalam program vaksinasi India, meskipun hanya sekitar 11 persen dari 1,18 miliar dosis yang diberikan sejauh ini.
Covaxin juga telah disetujui di negara-negara seperti Vietnam dan Brasil. Mitra Bharat Biotech AS, Ocugen, telah mengajukan permintaan ke FDA AS untuk persetujuan penggunaan darurat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
