Menurut keterangan juru bicara Kepolisian Kabul Ferdaws Faramarz, kematian Yawa Siawesh sedang diselidiki, sementara identitas dua korban tewas lainnya belum diketahui. Hingga sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut.
Menurut laporan awal, Siawesh sedang berada di dekat rumahnya saat ledakan terjadi. Seorang saksi mata, Mohammad Rafi, mengatakan bahwa ayah dan kakak Siawesh merupakan dua orang pertama yang mencoba menolong korban.
Dilansir dari Al Arabiya, Rafi mengatakan tiga korban tewas dalam ledakan tersebut berada di dalam mobil. Siawesh merupakan mantan presenter yang biasa membawakan program politik di TOLO TV.
Aksi kekerasan dan kekacauan meningkat di Afghanistan dalam beberapa bulan terakhir. Pekan kemarin, serangan terjadi di Universitas Kabul yang menewaskan 22 orang -- sebagian besar dari mereka mahasiswa.
Grup terafiliasi Islamic State (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Universitas Kabul, dan juga satu lainnya yang menewaskan 24 orang di sebuah pusat pendidikan pada 24 Oktober.
Baca: Indonesia Kecam Serangan Teroris di Universitas Kabul
Lonjakan aksi kekerasan di Afghanistan terjadi saat delegasi pemerintah sedang bernegosiasi damai dengan kelompok militan Taliban di Doha, Qatar. Sejauh ini belum ada kemajuan berarti dalam negosiasi tersebut.
Dialog damai di Doha merupakan bagian dari perjanjian damai antara Amerika Serikat dan Taliban. Dalam perjanjian itu, AS akan menarik pasukan dari Afghanistan, sementara Taliban akan menjamin sektor keamanan di negara tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News