"Di (pusat administrasi) Nukus, 18 orang tewas akibat luka serius yang dialami selama gangguan besar-besaran," kata Abror Mamatov, seorang pejabat dari kantor kejaksaan, dilansir dari Arab News, Senin, 4 Juli 2022.
Mamatov mengatakan bahwa 243 orang terluka selama kerusuhan. Sebanyak 94 di antaranya dirawat di rumah sakit.
Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev sejak itu menolak rancangan amandemen konstitusi yang akan menghapus hak penentuan nasib sendiri yang mendarah daging secara konstitusional.
Bentrokan tersebut menimbulkan tantangan paling signifikan bagi pemerintahan pria berusia 64 tahun itu sejak ia naik ke tampuk kekuasaan dari jabatan perdana menteri pada 2016.
Baca juga: Uzbekistan Deklarasikan Status Darurat di Wilayah Otonom Karakalpakstan
Akhir pekan kemarin, Mirziyoyev melakukan kunjungan keduanya ke Karakalpakstan dalam dua hari. Dia menuduh penyelenggara protes bersembunyi di balik slogan-slogan palsu.
Ia berusaha "merebut gedung-gedung badan pemerintah daerah".
Parlemen Uzbekistan memilih untuk memperpanjang periode diskusi publik mengenai rancangan undang-undang konstitusi selama 10 hari ke depan.
Hak konstitusional republik otonom untuk melepaskan diri dari Uzbekistan adalah warisan dari kesepakatan yang dicapai antara Karakalpakstan dan pemerintah pusat di Tashkent. Kesepakatan terjadi setelah runtuhnya Uni Soviet.
Pemerintah otoriter tidak pernah tampak bersedia untuk hal tersebut.
Satu amandemen yang akan tetap ada dalam draf dokumen akan memungkinkan presiden mencalonkan diri untuk masa jabatan tujuh tahun, yang secara langsung menguntungkan Mirziyoyev, yang menghancurkan lawan-lawannya untuk mengamankan masa jabatan lima tahun kedua pada Oktober 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News