Sebuah becak melaju di tengah hujan deras di Faridpur, Bangladesh, 24 Oktober 2022. (Munir uz Zaman / AFP)
Sebuah becak melaju di tengah hujan deras di Faridpur, Bangladesh, 24 Oktober 2022. (Munir uz Zaman / AFP)

9 Orang Tewas dalam Terjangan Topan Sitrang di Bangladesh

Willy Haryono • 25 Oktober 2022 12:41
Dhaka: Topan Sitrang melanda pantai Bangladesh, menewaskan setidanya sembilan orang, menghancurkan rumah-rumah, menumbangkan pepohonan dan mengganggu jalan, jaringan listrik dan komunikasi.
 
Evakuasi massal sebelum Topan Sitrang mendarat di pantai barat membantu menyelamatkan nyawa, tetapi jumlah penuh korban dan kerusakan hanya akan diketahui setelah komunikasi pulih, kata para pejabat.
 
Dikutip dari The New Daily, Topan Sitrang menerjang dari Teluk Benggala pada pagi hari dengan kecepatan embusssasn angin hingga 88kilometer per jam dan gelombang setinggi tiga meter yang membanjiri daerah pesisir dataran rendah.

Sambungan listrik dan telepon sebagian besar telah terputus dan daerah pesisir menjadi gelap gulita. Sebagian besar korban tewas tertimpa pohon tumbang.
 
Tidak ada kerusakan besar yang dilaporkan di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh tenggara, di mana lebih dari satu juta pengungsi etnis Rohingya dari negara tetangga Myanmar tinggal di tempat penampungan yang rapuh.
 
Para pejabat menyarankan sekitar 33.000 pengungsi Rohingya yang telah pindah dari kamp ke pulau rawan banjir di Teluk Benggala untuk tinggal di dalam rumah.
 
Hujan deras mengguyur jalanan ibu kota, Dhaka, menyebabkan beberapa banjir dan gangguan bagi para komuter. Topan Sitrang juga berdampak di negara bagian Benggala Barat di India timur.
 
Asia Selatan telah mengalami peningkatan cuaca ekstrem dalam beberapa tahun terakhir yang menyebabkan kerusakan skala besar. Para pemerhati lingkungan memperingatkan bahwa perubahan iklim dapat menyebabkan lebih banyak bencana, terutama di tempat-tempat berpenduduk padat seperti Bangladesh.
 
Farah Kabir, direktur kelompok ActionAid negara Bangladesh, mengatakan bahwa pada 2022 telah terjadi keadaan darurat iklim seperti banjir dan kekeringan "dalam skala yang belum pernah disaksikan sebelumnya."
 
"Krisis iklim berkembang, dan di sini, di Bangladesh, kami merasakan keganasannya," kata Farah.
 
"Ketika peristiwa cuaca ekstrem seperti Topan Sitrang menyerang, masyarakat menjadi hancur."
 
"Kami sangat membutuhkan akses ke dana yang mendukung masyarakat yang hidup melalui realitas krisis iklim," pungkasnsya.
 
Baca:  Antisipasi Topan Sitrang, Bangladesh Evakuasi Ratusan Ribu Warga
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan