Dilansir dari Al Jazeera, Rabu, 15 Desember 2021, pejabat berusia 67 tahun tersebut telah mengundurkan diri sebagai perdana menteri Jepang tahun lalu. Namun, ia masih menjadi tokoh berpengaruh sebagai ketua partai berkuasa Partai Demokratik Liberal Jepang (LDP).
"Aksi petualangan dalam urusan militer, jika dilakukan oleh ekonomi besar seperti Tiongkok, bisa dikatakan sebagai tindakan bunuh diri," kata Abe.
"Kita harus mendesak mereka untuk tidak mengejar ekspansi teritorial dan menahan diri dari memprovokasi atau menindas tetangga mereka karena akan merugikan kepentingan mereka sendiri," ujar Abe.
Tiongkok mengklaim hampir semua wilayah Laut Tiongkok Selatan, di mana mereka telah mendirikan pos militer di sejumlah pulau-pulau di perairan tersebut.
Klaim sepihak Tiongkok telah dinyatakan sebagai sesuatu yang tidak memiliki dasar hukum oleh Pengadilan Arbitrase Permanen (PCA) di Den Haag, Belanda. Putusan tersebut ditolak mentah-menttah oleh Tiongkok.
Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam juga mengklaim sebagian wilayah Laut China Selatan.
Di Laut Tiongkok Timur, Tiongkok mengklaim sederet pulau tak berpenghuni yang juga diklaim Jepang. Perselisihan tersebut telah mengganggu hubungan bilateral Tiongkok dan Jepang selama bertahun-tahun, dan juga memicu lebih banyak ketegangan antara negara tetangga di kawasan.
Baca: AS akan Bela Jepang dari Ancaman Tiongkok
Pernyataan Abe disampaikan usai komentarnya pada bulan ini, bahwa keadaan darurat apa pun di Taiwan dapat dikatakan sebagai keadaan darurat juga bagi Jepang serta aliansi keamanannya. Kala itu, Abe menegaskan bahwa Presiden Tiongkok Xi Jinping harus paham akan hal itu.
Asisten Menteri Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying, menyebut pernyataan Abe pada 1 Desember lalu sebagai sesuatu yang "buruk" dan melanggar norma-norma dasar hubungan bilateral. Tiongkok telah memanggil Duta Besar Jepang menyusul pernyataan Abe kala itu. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News