Kaburnya Jo ke Korsel dilaporkan oleh televisi Korsel, JTBC. Ia dikabarkan mencari suaka di negara ketiga dan telah memilih untuk menetap di Korsel.
Laman UPI, Rabu, 7 Oktober 2020 melaporkan, hilangnya Jo dari Kedutaan Besar Pyongyang membuat kegemparan di Italia. Pada Januari 2019, surat kabar Italia, La Repubblica melaporkan Jo berusaha masuk ke Amerika Serikat dan berada di bawah perlindungan intelijen Italia.
Meski demikian, laporan menyebutkan jika Korea Selatan bukan tujuan utama bagi Jo. Bahkan Kementerian Luar Negeri Italia mengatakan putri Jo telah dipulangkan ke Korea Utara untuk tinggal bersama kakek-neneknya.
Namun, Jo menghilang ketika Seoul berusaha membuat terobosan untuk mendamaikan kedua Korea dan terlibat dalam pertemuan puncak kedua antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un di Vietnam.
Anggota Komite Intelijen Parlemen Korea Selatan, Kim Min-ki menuturkan tahun lalu Jo tidak menghubungi agen mata-mata Seoul. "Mungkin ia memilih untuk tidak membelot ke Korea Selatan," kata Kim.
Sementara itu, anggota parlemen oposisi utama Korea Selatan Lee Eun-jae mengatakan pada Agustus 2019, Seoul tidak melindungi Jo. Kemungkinan, kata Lee, mantan diplomat Korut itu tampaknya berada di negara ketiga.
Pembelotan diplomatik Korea Utara telah meningkat sejak Kim Jong-un mengambil alih kekuasaan penuh pada 2012 lalu. Thae Yong-ho, mantan diplomat Korut yang melarikan diri dari Kedubes Pyongyang di London pada 2016, juga mencari suaka ke Korsel. Ia kini menjadi anggota parlemen di Korea Selatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News