"Korea Utara telah meluncurkan rudal balistik yang dicurigai. Pembaruan lebih lanjut akan menyusul," kata kantor PM Jepang Fumio Kishida dalam peringatan darurat di Twitter, dilansir dari Anadolu.
Kantor Perdana Menteri juga mengeluarkan serangkaian instruksi setelah peluncuran rudal. "Kami meminta pihak berwenang untuk mempersembahkan upaya maksimal dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi dan memberikan informasi yang cepat dan memadai kepada publik, serta memastikan keselamatan pesawat, kapal, dan aset lainnya," kata kantor perdana menteri.
"Kami juta menyerukan untuk mengambil semua tindakan yang memungkinkan pencegahan, termasuk kesiapan untuk kontinjensi," sambung mereka.
Sementara itu, kantor berita Korea Selatan, Yonhap mengkonfirmasi peluncuran Korea Utara dari 'rudal balistik yang tidak ditentukan menuju Laut Timur'.
Peluncuran rudal terbaru terjadi sehari setelah Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan, pasukan Amerika telah melakukan latihan militer terpisah dengan Jepang dan Korea Selatan sebagai tanggapan atas penembakan rudal balistik jarak jauh oleh Pyongyang.
Pada Selasa kemarin, Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan Korea Utara meluncurkan rudal balistik yang bisa terbang ke arah prefektur Aomori dan Hokkaido di Jepang utara. Mereka memperingatkan orang-orang untuk mencari perlindungan.
Kementerian kemudian mengatakan rudal itu telah jatuh. Ini menandai pertama kalinya Korea Utara menembakkan rudal balistik ke kepulauan Jepang dalam lima tahun.
Pada Sabtu lalu, Korea Utara juga menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke Laut Timur. Eskalasi ketegangan Korea Utara diperkirakan sebagai tanggapan atas latihan militer bersama oleh Korea Selatan, AS dan Jepang di Laut Timur.
Ketegangan di semenanjung meningkat pada 2020 ketika Korea Utara menyerang dan meledakkan kantor penghubung antar-Korea di sepanjang perbatasan. Seoul telah mengancam akan memberikan tanggapan yang kuat jika Pyongyang 'memperburuk situasi lebih lanjut'.
Namun, ketegangan meningkat lebih lanjut tahun lalu ketika Seoul dan Pyongyang meningkatkan latihan militer untuk memamerkan kekuatan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News