Pemimpin oposisi Korea Selatan (Korsel) Lee Jae-myung yang sempat ditikam. Foto: AFP
Pemimpin oposisi Korea Selatan (Korsel) Lee Jae-myung yang sempat ditikam. Foto: AFP

Terbongkar Alasan Penikaman Capres Korsel, Motifnya karena Politik

Medcom • 10 Januari 2024 19:03
Seoul: Polisi melaporkan penikaman terhadap pemimpin oposisi Korea Selatan (Korsel) Lee Jae-myung direncanakan dengan cermat oleh penyerang. Pelaku telah mempersiapkan rencana dengan baik, untuk mencegah politisi tersebut menjadi presiden. 
 
Lee, ketua Partai Demokrat, menjadi korban serangan pada 2 Januari di kota Busan selatan. Serangan tersebut hampir menewaskan dirinya. 
 
Seorang pria menyamar sebagai pendukungnya dan menyerangnya di leher. Akibatnya, luka pada pembuluh darah. Setelah dilakukan operasi darurat selama berjam-jam, Lee berhasil pulih dan keluar dari rumah sakit pada Rabu, 10 Januari 2024. 

Polisi mengungkapkan bahwa tersangka, seorang agen real estat berusia 66 tahun. Ia merencanakan serangan tersebut selama berbulan-bulan dengan motivasi politik.
 
“Tersangka memutuskan untuk membunuh Lee untuk mencegahnya menjadi presiden,” kata kepala polisi Busan Woo Cheol-mun kepada wartawan, dilansir dari Channel News Asia pada Rabu, 10 Januari 2024.
 
Baca: Pemimpin Oposisi Korsel yang Ditikam Keluar dari RS.

 
Tersangka telah mengikuti Lee sejak bulan Juni.Pembelian pisau pada bulan April menjadi bagian dari persiapannya. 
 
Pria berusia 66 tahun titu memutuskan untuk lakukan aksi pembunuhan, agar Lee tidak menjadi presiden. Ia juga merasa tidak puas dengan lambatnya penuntutan terhadap Lee yang menghadapi sejumlah kasus pidana.
 
Meskipun kalah dalam pemilihan presiden 2022, Lee berencana untuk mencalonkan diri lagi pada tahun 2027. Namun, pencalonannya terancam oleh serangkaian skandal dan persidangan terkait tuduhan suap terhadap transfer dana sejumlah USD8 Juta ke Korea Utara.
 
Setelah keluar dari Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul, Lee menyatakan agar serangan tersebut menjadi titik balik  merombak politik konfrontatif Korea Selatan.
 
“Saya sangat berharap kejadian ini bisa menjadi tonggak sejarah untuk mengakhiri politik kebencian dan memulihkan politik saling menghormati dan hidup berdampingan,” katanya, komentar publik pertamanya sejak kejadian tersebut.
 
Presiden Yoon Suk Yeol dan politisi dari partai berkuasa dan oposisi mengutuk serangan tersebut, sebagai "aksi teror" dan tantangan terhadap demokrasi. 
 
Tersangka adalah seorang agen real estat yang mengalami kesulitan keuangan. Ia diidentifikasi sebagai Kim dan mengaku menyesal telah atas dampak serangannya.
 
Beberapa politisi terkenal Korea Selatan sebelumnya, juga mengalami serangan di depan umum. Kasus serupa termasuk pemimpin Partai Demokrat sebelum Lee, Song Young-gil, yang dipukul oleh seorang pria lanjut usia pada 2022. 
 
Serangan-serangan tersebut mencerminkan suasana politik yang bermusuhan di Korea Selatan. Mantan presiden sering dihadapi dengan tuntutan korupsi oleh saingannya setelah kehilangan kekuasaan.
 
Beberapa anggota oposisi Partai Demokrat mengumumkan keputusan mereka untuk meninggalkan partai tersebut. Dikarena perbedaan pandangan terhadap kepemimpinan Lee. 
 
Partai Demokrat dan Partai Kekuatan Rakyat yang dipimpin Yoon memiliki suara mayoritas di parlemen. Namun, sejumlah politisi di kedua kubu merencanakan pemisahan diri.
 
Rencananya, akan ada pembentukan partai baru untuk ikut dalam pemilihan umum yang dijadwalkan pada bulan April 2024. (Atika Pusagawanti)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan