Rahul Sahu jatuh dari lubang air setinggi 24 meter pada Jumat 10 Juni 2022 saat bermain di halaman belakang rumahnya di negara bagian Chhattisgarh.
Penggerak bumi dan derek membantu menggali terowongan di sebelah sumur, yang lebarnya hanya beberapa kaki, dengan tentara dan anggota badan tanggap bencana India meminjamkan bantuan mereka.
“Namun cuaca buruk -- dan ular berbisa serta kalajengking yang ditemukan dalam penggalian -- telah menghambat upaya penyelamatan,” kata pejabat setempat.
“Sahu menanggapi dengan baik para penyelamat dan kamera memantau kondisi dan pergerakannya,” ujar Kepala Polisi Distrik Janjgir Vijay Agrawal kepada AFP melalui telepon dari tempat kejadian.
"Karena anak itu tidak dapat berbicara atau mendengarkan, kami memiliki tantangan yang lebih besar," tambahnya.
Sebuah pipa oksigen mengalirkan udara segar ke Sahu, tetapi seorang juru bicara pemerintah mengatakan upaya pembuatan terowongan telah diperlambat oleh batu keras di bawah tanah.
Menteri Kepala Chhattisgarh Bhupesh Baghel mengatakan dia berharap Sahu akan diangkat dari sumur hidup-hidup dan men-tweet bahwa bocah itu telah memakan pisang yang dikirim kepadanya oleh penyelamat.
Sumur yang tidak tertutup adalah fitur umum dari desa-desa pertanian India tetapi sering terlibat dalam kecelakaan fatal yang melibatkan anak-anak.
Pada 2019, seorang balita berusia dua tahun ditarik keluar dari sumur setelah upaya penyelamatan empat hari di negara bagian Punjab di utara.
Di tahun yang sama, seorang anak berusia satu setengah tahun diselamatkan di negara bagian Haryana yang bertetangga setelah terjebak selama dua hari.
Kasus Rayan
Apa yang terjadi terhadap Sahu mengingatkan kembali pada bocah Maroko Rayan Oram. Bocah lelaki berusia lima tahun yang meninggal akibat terperangkap dalam sumur pada 1 Februari 2022.Baca: Penyelamatan Bocah Terperangkap Sumur di Maroko Berakhir Tragis, Korban Meninggal
Bocah itu terperosok ke dalam sumur sedalam 32 meter. Upaya penyelamatan itu telah berlangsung selama empat hari, memukau puluhan ribu orang di seluruh dunia yang menyaksikan, men-tweet, bersorak, dan berdoa ketika sekelompok kecil penyelamat di sebuah desa Ighran, Provinsi Chefchaouen di Maroko mencoba mengeluarkannya.
Pada Sabtu 5 Februari malam, para pekerja yang telah menggali terowongan penyelamat akhirnya mencapai Rayan Oram, bocah itu. Tetapi helikopter medis yang telah menunggu berhari-hari untuk membawanya ke rumah sakit tidak perlu lepas landas. Dia sudah tidak bernyawa.
Pada satu titik, mereka mengatakan bahwa mereka tidak dapat menilai kesehatannya karena dia berbaring miring sedemikian rupa sehingga sulit untuk melihatnya. Kemudian, mereka menolak untuk menggambarkan apa yang mereka lihat sama sekali.
Beberapa menit kemudian, berita menyebar: Raja Maroko, Mohammed VI, telah menelepon orang tua Rayan, Khaled Oram dan Wassima Khersheesh, menyampaikan belasungkawa kepada mereka.
Secara nasional, warga Maroko telah menyampaikan simpati mereka kepada keluarga anak muda itu melalui media sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
