Taiwan mempertahankan aturan karantinanya di saat sebagian besar negara di Asia melonggarkan atau mencabut sepenuhnya kebijakan tersebut. Sebelum pengumuman terbaru, Taiwan telah memangkas jumlah periode karantina wajib 10 hari menjadi satu pekan.
Sejak awal 2022, Taiwan mencatat lebih dari 2,7 juta kasus domestik Covid-19. Lonjakan ini didorong kemunculan varian Omicron yang lebih menular.
Meski begitu, sebagian besar kasus Covid-19 di Taiwan hanya memperlihatkan gejala ringan atau tidak ada sama sekali (asimtomatik). Alhasil, pemerintah pun memutuskan untuk melonggarkan aturan dalam upaya menuju "model Taiwan baru."
Pusat Komando Epidemi Pusat Taiwan mengatakan aturan karantina baru akan dimulai diberlakukan Rabu pekan mendatang.
"Setelah meninggalkan karantina, orang-orang harus terus memantau kesehatan mereka selama empat hari dan menghindari keluar rumah jika memungkinkan," kata mereka, dilansir dari Malay Mail, Sabtu, 11 Juni 2022.
Baca juga: Taiwan Sebut Lockdown Covid-19 di Tiongkok 'Kejam'
"Langkah (pelonggaran) dibuat dengan mempertimbangkan situasi epidemi internasional dan domestik" sambung pusat itu.
Meski periode karantina dilonggarkan, semua orang yang datang ke Taiwan tetap harus memiliki hasil negatif tes PCR sebelum keberangkatan.
Warga negara Taiwan dan warga asing tidak pernah dilarang keluar dan masuk kembali, meski harus dikarantina baik di rumah maupun hotel.
Sebelum pandemi, Taiwan adalah tujuan wisata populer bagi sebagian besar pengunjung Asia, dengan Jepang, Korea Selatan, dan Asia Tenggara sebagai pasar terpenting.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News