Dilansir dari NDTV, penerbangan itu seharusnya lepas landas Kamis sore, namun baru terbang pada Jumat, 31 Mei 2024 pukul 11 pagi. Berdasarkan informasi yang dihimpun, pesawat Air India ini delay selama 20 jam di bandara Delhi.
Para penumpang awalnya diizinkan masuk pesawat dan duduk, namun AC pesawat itu mati. Sejumlah penumpang kemudian diminta keluar pesawat setelah beberapa orang dari mereka pingsan.
Selain AC mati, salah satu penyebab banyaknya penumpang yang pingsan adalah karena Kota Delhi sedang mengalami gelombang panas, dimana suhu mencapai rekor tertinggi 52,9 derajat celcius pada Rabu, 29 Mei 2024.
Baca juga: 33 Orang Tewas Terpanggang Cuaca Panas Ekstrem di India |
“Jika ada pengalaman privatisasi yang gagal, maka itu adalah Air India. Badan Penerbangan India (DGCA) tolong AI 183 mengalami keterlambatan selama lebih dari delapan jam. Para penumpang bisa masuk ke pesawat yang AC tidak menyala, lalu beberapa penumpang keluar dari pesawat setelah ada yang pingsan. Ini tidak manusiawi,” tulis Punj melalui akun X pribadinya @shwwetapunj.
Melihat kondisi tersebut, pihak Air India mengatakan pihaknya sangat menyayangkan adanya gangguan ini. Selain itu, Air India memastikan tim yang ditunjuk berusaha mengatasi permasalah dan berterima kasih atas dukungan serta pengertian yang diberikan.
If there is a privatisation story that has failed it is @airindia @DGCAIndia AI 183 flight has been delayed for over 8 hours , passengers were made to board the plane without air conditioning, and then deplaned after some people fainted in the flight.This is inhuman! @JM_Scindia pic.twitter.com/86KpaOAbgb
— Shweta Punj (@shwwetapunj) May 30, 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News