"Menyerukan Israel untuk menghentikan semua operasi militer sesegera mungkin, melakukan segala kemungkinan untuk menghindari jatuhnya korban di antara warga sipil yang tidak bersalah, dan mencegah bencana kemanusiaan yang menghancurkan di Rafah menjadi lebih buruk lagi," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Selasa, 13 Februari 2024.
Mengutip dari TRT World, pihak kementerian menambahkan bahwa Tiongkok "menentang dan mengutuk" tindakan yang merugikan warga sipil dan melanggar hukum internasional.
Israel telah mengumumkan rencana melancarkan invasi darat ke Rafah, rumah bagi lebih dari 1 juta pengungsi Palestina yang mencari perlindungan dari perang. Militer Israel berkukuh bahwa operasi ini diperlukan untuk mengalahkan "batalyon Hamas" yang tersisa.
Rencana serangan darat ini telah memicu kekhawatiran akan terjadinya bencana kemanusiaan di Rafah.
Warga Palestina mencari perlindungan di Rafah ketika Israel menggempur banyak wilayah lainnya di Gaza sejak 7 Oktober. Pengeboman tanpa henti Israel telah menewaskan lebih dari 28.000 orang dan menyebabkan kehancuran massal serta kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok.
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di kantong terkepung itu telah rusak atau hancur, menurut data PBB.
Israel dituduh telah melakukan genosida dalam persidangan di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam putusan sementaranya menyatakan bahwa klaim Afrika Selatan dalam kasus yang diajukan pada Desember lalu "masuk akal."
Baca juga: Biden Dorong Jeda 6 Pekan untuk Bebaskan Sandera di Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News