Beijing: Polisi anti huru-hara bersenjata di selatan Tiongkok mengarak empat tersangka pelanggar aturan covid-19 di jalan. Namun tindakan itu memicu kritik atas pendekatan keras pemerintah.
Tiongkok melarang tindakan mempermalukan tersangka kriminal di depan umum pada tahun 2010 setelah puluhan tahun berkampanye oleh aktivis hak asasi manusia. Tetapi praktik tersebut muncul kembali ketika pemerintah daerah berjuang untuk menegakkan kebijakan nasional nol-covid.
“Sebanyak empat tersangka bermasker dalam setelan hazmat -,membawa plakat yang menampilkan foto dan nama mereka,- diarak Selasa di depan kerumunan besar di kota Jingxi wilayah Guangxi,” kata Guangxi News, seperti dikutip AFP, Rabu 29 Desember 2021.
Foto-foto kejadian menunjukkan setiap tersangka ditahan oleh dua petugas polisi -,mengenakan pelindung wajah, topeng dan jas hazmat,- dan dikelilingi oleh lingkaran polisi dengan perlengkapan anti huru-hara bahkan beberapa memegang senjata.
“Keempatnya dituduh mengangkut migran ilegal sementara perbatasan Negeri Tirai Bambu sebagian besar tetap ditutup karena pandemi,” laporan surat kabar itu.
Jingxi berada di dekat perbatasan Tiongkok dengan Vietnam. Wilayah perbatasan itu menjadi perhatian ketat di tengah pandemi covid-19 yang melanda.
Sementara mempermalukan publik adalah bagian dari tindakan disipliner yang diumumkan oleh pemerintah daerah pada Agustus untuk menghukum mereka yang melanggar aturan kesehatan.
Guangxi News mengatakan arak-arakan tersebut memberikan "peringatan nyata" kepada publik, dan "mencegah kejahatan terkait perbatasan".
Tetapi itu juga menyebabkan reaksi keras, dengan kantor berita resmi dan pengguna media sosial mengkritik pendekatan yang kasar.
“Meskipun Jingxi di bawah tekanan luar biasa untuk mencegah kasus virus korona yang diimpor, "tindakan itu sangat melanggar semangat supremasi hukum dan tidak dapat dibiarkan terjadi lagi," kata Beijing News yang berafiliasi dengan Partai Komunis Tiongkok, Rabu.
Tersangka lain yang dituduh melakukan penyelundupan gelap dan perdagangan manusia juga telah diarak dalam beberapa bulan terakhir. Video parade serupa pada bulan November menunjukkan kerumunan orang menonton dua tahanan ditahan, sementara seorang pejabat setempat membacakan kejahatan mereka di mikrofon.
Mereka kemudian terlihat berbaris di jalan-jalan dengan pakaian hazmat mereka, diapit oleh polisi dengan perlengkapan anti huru-hara. Dan pada Agustus, puluhan polisi bersenjata terlihat menggiring seorang tersangka melalui jalan-jalan ke taman bermain anak-anak.
Tiongkok melarang tindakan mempermalukan tersangka kriminal di depan umum pada tahun 2010 setelah puluhan tahun berkampanye oleh aktivis hak asasi manusia. Tetapi praktik tersebut muncul kembali ketika pemerintah daerah berjuang untuk menegakkan kebijakan nasional nol-covid.
“Sebanyak empat tersangka bermasker dalam setelan hazmat -,membawa plakat yang menampilkan foto dan nama mereka,- diarak Selasa di depan kerumunan besar di kota Jingxi wilayah Guangxi,” kata Guangxi News, seperti dikutip AFP, Rabu 29 Desember 2021.
Foto-foto kejadian menunjukkan setiap tersangka ditahan oleh dua petugas polisi -,mengenakan pelindung wajah, topeng dan jas hazmat,- dan dikelilingi oleh lingkaran polisi dengan perlengkapan anti huru-hara bahkan beberapa memegang senjata.
“Keempatnya dituduh mengangkut migran ilegal sementara perbatasan Negeri Tirai Bambu sebagian besar tetap ditutup karena pandemi,” laporan surat kabar itu.
Jingxi berada di dekat perbatasan Tiongkok dengan Vietnam. Wilayah perbatasan itu menjadi perhatian ketat di tengah pandemi covid-19 yang melanda.
Sementara mempermalukan publik adalah bagian dari tindakan disipliner yang diumumkan oleh pemerintah daerah pada Agustus untuk menghukum mereka yang melanggar aturan kesehatan.
Guangxi News mengatakan arak-arakan tersebut memberikan "peringatan nyata" kepada publik, dan "mencegah kejahatan terkait perbatasan".
Tetapi itu juga menyebabkan reaksi keras, dengan kantor berita resmi dan pengguna media sosial mengkritik pendekatan yang kasar.
“Meskipun Jingxi di bawah tekanan luar biasa untuk mencegah kasus virus korona yang diimpor, "tindakan itu sangat melanggar semangat supremasi hukum dan tidak dapat dibiarkan terjadi lagi," kata Beijing News yang berafiliasi dengan Partai Komunis Tiongkok, Rabu.
Tersangka lain yang dituduh melakukan penyelundupan gelap dan perdagangan manusia juga telah diarak dalam beberapa bulan terakhir. Video parade serupa pada bulan November menunjukkan kerumunan orang menonton dua tahanan ditahan, sementara seorang pejabat setempat membacakan kejahatan mereka di mikrofon.
Mereka kemudian terlihat berbaris di jalan-jalan dengan pakaian hazmat mereka, diapit oleh polisi dengan perlengkapan anti huru-hara. Dan pada Agustus, puluhan polisi bersenjata terlihat menggiring seorang tersangka melalui jalan-jalan ke taman bermain anak-anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News