Keluarga dari korban hilang musibah tanah longsor duduk di area penuh bebatuan di provinsi Enga, Papua Nugini, 26 Mei 2024. (AFP / STR)
Keluarga dari korban hilang musibah tanah longsor duduk di area penuh bebatuan di provinsi Enga, Papua Nugini, 26 Mei 2024. (AFP / STR)

Antisipasi Longsor Susulan, Papua Nugini Evakuasi 7.900 Warga

Medcom • 28 Mei 2024 10:04
Port Moresby: Setidaknya 7.900 warga telah dievakuasi dari wilayah rawan longsor di provinsi Enga, Papua Nugini pada Selasa, 28 Mei 2024. Evakuasi ini dilakukan dalam mengantisipasi terjadinya longsor susulan.
 
Pekan kemarin, tanah longsor di Enga telah mengubur ribuan orang, yang saat ini dikhawatirkan sudah meninggal dunia.
 
"Kami semua berusaha mengungsi," kata administrator provinsi Enga, Sandis Tsaka, dilansir dari The Straits Times, Selasa, 28 Mei 2024.

"Setiap jam, Anda bisa mendengar suara batu pecah, seperti bom atau suara tembakan. Batu terus berjatuhan," lanjutnya.
 
Sementara itu, komunitas perbukitan di provinsi Enga hampir musnah ketika bongkahan Gunung Mungalo runtuh pada 24 Mei lalu. Terjangan longsor menghancurkan banyak rumah beserta para warga yang tidur di dalamnya.
 
Di sisi lain, Pusat Bencana Nasional Papua Nugini khawatir bahwa lebih dari 2.000 orang telah terkubur. Namun, sejauh ini hanya lima jenazah dan kaki orang keenam yang berhasil dievakuasi dari reruntuhan.
 
Tsaka mengatakan petugas penyelamat tengah berusaha mengevakuasi 7.900 orang dari daerah berbahaya, demi memastikan tanah longsor yang sedang berlangsung tidak akan memakan lebih banyak korban jiwa.
 
"Daerah tersebut benar-benar hancur dan masyarakat trauma. Banyak keluarga terkubur di bawah material longsor," tutur Tsaka.
 
Ia menambahkan bahwa setiap orang yang mempunyai teman ataupun anggota keluarga di provinsi Enga telah terbunuh, hilang serta terkena dampak tragedi ini. "Banyak warga berusaha menggali dengan tangan dan jari mereka," ujarnya.
 
Pejabat tersebut mengatakan daerah Enga dipadati perumahan, bisnis, gereja dan sekolah. "Itu sudah musnah seluruhnya. Sekarang di sana sudah seperti permukaan bulan. Hanya ada bebatuan," lanjut Tsaka.
 
Mengenai evakuasi, Tsaka mengaku telah berbicara dalam pertemuan darurat online dengan sejumlah pemerintah asing pagi ini, dan meminta bantuan segera untuk mengatasi risiko tanah longsor, mengelola respons, serta memastikan pengiriman pasokan bantuan dengan cepat.
 
"Saya tidak siap menghadapi tragedi ini," pungkas Tsaka.
 
Upaya penyaluran bantuan tertunda karena letak lokasi bencana yang terpencil di dataran tinggi terjal di Papua Nugini. Penyaluran juga terhambat terputusnya jaringan jalan dan pertikaian suku di dekatnya. (Theresia Vania Somawidjaja)
 
Baca juga:  Papua Nugini Sebut 2.000 Warga Dilaporkan Terkubur Akibat Longsor
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan