"Berkenaan dengan penyelesaian masalah Taiwan dan mewujudkan penyatuan Tiongkok secara lengkap, kami memiliki ketenangan yang strategis dan kesabaran yang bersejarah, dan kami juga penuh percaya diri," ujar Qiu Kaiming, seorang pejabat di departemen pemerintah Tiongkok yang menangani hubungan dengan Pulau Taiwan pada saat jumpa pers pada Rabu, seperti yang dikutip dalam laman The Straits Time, pada Kamis, 22 September 2022.
"Semakin banyak rekan sebangsa di Taiwan yang menyadari bahwa masa depan Taiwan terletak pada penyatuan nasional," tambah Qiu, yang berbicara pada pengarahan di Beijing yang diadakan oleh Taiwan Affairs Office (Kantor Urusan Taiwan atau TAO) untuk merekap hubungan keduanya selama dekade terakhir.
Dia juga menambahkan bahwa sebagian besar orang Taiwan sebenarnya menentang kemerdekaan. Hal ini dapat dilihat dari sebuah survei pada bulan Agustus yang dilakukan oleh pemerintah Taiwan, yang menemukan bahwa sekitar dua pertiga responden melihat Beijing tidak ramah kepada penduduk Taiwan di level tertinggi selama lebih dari dua dekade.
Bahkan, lebih dari seperempat mengatakan mereka mendukung kemerdekaan dilakukan secepatnya atau pada akhirnya. Sementara itu, kurang dari 10 persen mendukung penyatuan di beberapa tempat.
Jajak pendapat itu dilakukan tepat setelah Nancy Pelosi menjadi ketua DPR AS pertama yang mengunjungi Taipei dalam 25 tahun. Hal ini mendorong Tentara Pembebasan Rakyat untuk mengadakan latihan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengirim rudal balistik ke pulau itu (Taiwan).
Tiongkok sendiri secara terus-menerus menggembar-gemborkan tindakan yang diperlukan untuk mencoba memenangkan 23 juta orang Taiwan, seperti memperkenalkan kebijakan untuk menarik bisnis dan pelajar. Bahkan pada tahun lalu, kebijakan tersebut memudahkan sektor pertanian dan kehutanan Taiwan untuk melakukan bisnis di daratan.
Meski begitu, pihak Negeri Tirai Bambu tetap mengancam akan mengambil Taiwan secara paksa jika perlu. Tidak sampai di situ, mereka juga menghukum bisnis dan penyumbang politik yang memiliki hubungan dengan pendukung kemerdekaan serta berusaha untuk melawan kampanye Presiden Tsai Ing-wen untuk meningkatkan profil internasional pulau tersebut.
Bahkan baru-baru ini, tepatnya pada minggu lalu, Taiwan menuduh Tiongkok menindas seorang kontestan kontes kecantikan dari Taiwan setelah dia tidak dapat tampil di atas panggung di sebuah acara yang bertempat Malaysia.
Melihat masalah yang semakin panas ini, pemimpin Tiongkok, Xi Jinping mungkin akan menjelaskan rencananya untuk Taiwan pada kongres penting yang diselenggarakan oleh Partai Komunis yang berkuasa mulai pada tanggal 16 Oktober. Rencana ini sendiri terjadi ketika ia diperkirakan akan mengamankan masa jabatan ketiga yang melanggar sesuatu yang preseden.
Media Jepang, Kyodo News melaporkan pada Selasa bahwa Xi akan menggambarkan penyatuan sebagai tujuan jangka panjang, mengutip dari sumber-sumber partai dan pemerintah yang tidak disebutkan namanya.
Sementara itu, juru bicara TAO, Ma Xiaoguang menghindari pertanyaan pada pengarahan pada hari Rabu mengenai jadwal Tiongkok untuk mengambil alih Taiwan. Ma hanya mengatakan bahwa itu (Taiwan) adalah tren bersejarah yang tidak akan dapat dihentikan oleh siapa pun. (Gabriella Carissa Maharani Prahyta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News