Warga Azerbaijan bernama Gunduz Huseynov, 46, tewas dalam serangan Armenia di Chemenli. Total jumlah warga sipil Azerbaijan yang tewas dalam serangan Armenia dalam dua pekan terakhir mencapai 32.
Gencatan senjata kemanusiaan untuk pertukaran tahanan dan pengambilan jenazah di zona konflik Nagorno-Karabakh mulai berlaku pada Sabtu, pukul 12.00 siang waktu setempat. Gencatan senjata disepakati usai pertemuan trilateral di Moskow antara menteri luar negeri Rusia, Azerbaijan, dan Armenia.
Dilansir dari Yeni Safak pada Minggu, 11 Oktober 2020, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengecam keras serangan Armenia di tengah gencatan senjata. Azerbaijan menilai tindakan tersebut sebagai sesuatu yang "menjijikkan."
Pertempuran antar Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh kembali meletus pada 27 September lalu. Banyak negara-negara global, termasuk Rusia, Prancis, dan Amerika Serikat, mendorong gencatan senjata.
Turki juga turut bersuara dalam konflik ini, dengan mendukung hak membela diri Azerbaijan dan menyerukan penarikan mundur pasukan Armenia. Nagorno-Karabakh diakui komunitas internasional sebagai bagian dari Azerbaijan, namun dikuasai grup etnis Armenia.
Hubungan antar Armenia dan Azerbaijan, dua negara bekas pecahan Uni Soviet, memburuk sejak 1991. Kala itu, militer Armenia menguasai Nagorno-Karabakh walau diakui dunia sebagai milik Azerbaijan.
Sekitar 20 persen dari wilayah Azerbaijan masih diduduki Armenia dalam tiga dekade terakhir.
Empat resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dua dari Majelis Umum PBB dan juga sejumlah organisasi internasional menyerukan penarikan mundur pasukan pendudukan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News