Belasan ribu warga Bangladesh itu merupakan para pekerja yang melewatkan tenggat waktu 31 Mei bagi sejumlah perusahaan Malaysia untuk mendatangkan pekerja atau menggunakan kuota tenaga kerja asing yang belum terpakai.
"Batas waktu yang ditetapkan Kementerian Dalam Negeri Malaysia menyebabkan lonjakan kedatangan pekerja migran pada pekan lalu. Pihak berwenang bekerja lembur dan menambah sumber daya untuk membereskan tumpukan kedatangan di Bandara Internasional Kuala Lumpur," kata agen tenaga kerja kepada Channel News Asia, Senin, 3 Juni 2024.
Namun masih banyak pekerja Bangladesh yang tidak bisa terbang ke Malaysia per tanggal 31 Mei, seperti disampaikan ke Asosiasi Badan Perekrutan Internasional Bangladesh (BAIRA) pekan lalu.
Menteri Negara Bangladesh untuk Kesejahteraan Ekspatriat dan Ketenagakerjaan di Luar Negeri, Shofiqur Rahman Choudhury, telah menyerukan periode satu kali khusus untuk memungkinkan para pekerja asing memasuki Malaysia, menurut laporan Free Malaysia Today (FMT).
Para pekerja tersebut telah mendapat visa dari departemen imigrasi Malaysia serta kartu sah dari Biro Tenaga Kerja, Ketenagakerjaan dan Pelatihan Bangladesh, yang dikeluarkan setelah visa Malaysia mereka disetujui, katanya.
“Masa depan para pekerja ini bergantung pada mendapatkan pekerjaan di Kuala Lumpur," sebut Shofiqur.
Ia akan bertemu Komisaris Tinggi Malaysia untuk Bangladesh, Mdm Haznah Md Hashim, pada Rabu mendatang untuk membahas masalah ini.
Shofiqur menambahkan bahwa pihak berwenang Bangladesh juga sedang menyelidiki klaim bahwa calon pekerja harus membayar lebih untuk penerbangan mereka dan dikenakan biaya perekrutan tinggi oleh agen yang tidak bermoral.
Masuknya pekerja migran ke Malaysia pekan lalu terjadi setelah batas waktu bagi majikan untuk membawa mereka dimajukan dari akhir September menjadi 31 Mei karena alasan keamanan nasional dan perbatasan.
Pekan lalu, Departemen Imigrasi Malaysia mengatakan bahwa sejak 22 Mei, sebanyak 2.500 pekerja migran telah tiba setiap harinya. Jumlah tersebut meningkat menjadi 4.000 dan 4.500 pada 27 Mei. Jumlah kedatangan harian biasanya adalah 500 hingga 1.000.
Pengusaha dari enam sektor di Malaysia diperbolehkan mengimpor tenaga kerja dari 15 negara, antara lain Indonesia, Bangladesh, Thailand, Kamboja, Nepal, Myanmar, Laos, Vietnam, Filipina, Pakistan, Sri Lanka, Turkmenistan, Uzbekistan, Kazakhstan, dan India.
Namun mereka yang berasal dari Indonesia, Bangladesh, dan Nepal sangat banyak, dengan perbandingan tiga dari empat migran di Malaysia.
Baca juga: Malaysia Rekrut Tenaga Kerja Nepal dan Bangladesh, TKI Terancam
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News