Bertajuk Freedom Shield, latihan tahunan ini dijadwalkan berlangsung mulai Senin ini hingga 14 Maret mendatang. Latihan dilakukan di saat Korea Utara terus mengembangkan kemampuan nuklir melalui uji coba rudal dan senjata lainnya.
Ini akan menjadi Freedom Shield pertama Korsel-AS setelah Korea Utara membatalkan pakta militer antar-Korea tahun 2018 pada November lalu.
"Latihan tahunan Ssangmae tingkat batalion juga digelar selama lima hari," kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan, melansir dari laman The Straits Times.
Freedom Shield akan melibatkan dua kali jumlah pasukan Korsel dan AS dibandingkan tahun lalu dalam 48 putaran pelatihan lapangan gabungan, termasuk serangan udara, kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS).
Ancaman Nuklir Korea Utara
Juru bicara JCS Kolonel Lee Sung-jun mengatakan bahwa Freedom Shield bertujuan meredam ancaman nuklir Korea Utara, termasuk dengan "mengidentifikasi dan menyerang" rudal jelajah, yang diklaim Pyongyang dapat dipasangi hulu ledak nuklir."Skenario serangan nuklir akan diintegrasikan ke dalam latihan musim panas," tambahnya.
Aset strategis AS seperti kapal induk dan pesawat pengebom kemungkinan berpartisipasi dalam latihan tahunan bersama Korsel, lapor kantor berita Yonhap. Pasukan AS di Korea Selatan mengatakan aset-aset tersebut kemungkinan akan dikerahkan sesuai praktik di masa lalu.
Sebelumnya, Korea Utara telah beberapa kali marah besar terhadap latihan gabungan Korsel-AS. Menurut Pyongyang, latihan semacam itu merupakan persiapan melancarkan perang nuklir dan invasi.
Seoul dan Washington mengatakan latihan gabungan ini hanya bersifat defensif, dan merupakan respons terhadap ancaman dari Korea Utara.
Baca juga: AS-Korsel Lakukan Latihan Gabungan, Korut: Sudah Tak Bisa Ditoleransi
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News