Melansir dari France 24, Senin, 19 Februari 2024, Komisaris Polisi David Manning mengatakan bahwa petugas dan tentara telah mengevakuasi 53 jasad pria. Mereka diyakini dibunuh di dekat kota Wabag, sekitar 600 kilometer dari barat laut ibu kota Port Moresby.
Penyebab pasti kematian belum jelas, namun polisi mengatakan ada laporan mengenai baku tembak hebat di daerah tersebut. Peristiwa itu diduga terkait konflik antara suku Sikin dan Kaekin.
Polisi menerima video dan foto grafis yang disebut-sebut diambil dari lokasi kejadian.
Dalam video terlihat tubuh-tubuh yang ditelanjangi dan berlumuran darah, tergeletak di pinggir jalan serta ditumpuk di belakang truk bak terbuka.
Klan-klan dataran tinggi telah saling berperang di Papua Nugini selama berabad-abad. Masuknya senjata otomatis telah membuat bentrokan menjadi lebih mematikan dan meningkatkan siklus kekerasan.
Pemerintah Papua Nugini telah mencoba menekan, mediasi, amnesti dan melakukan sejumlah strategi lain untuk mengendalikan kekerasan, namun belum membuahkan hasil.
Baca juga: 1.000 Tentara Disiagakan Usai Papua Nugini Rusuh
Militer Papua Nugini telah mengerahkan sekitar 100 tentara ke wilayah tersebut, namun dampaknya terbatas dan pasukan keamanan masih kalah jumlah.
Pembunuhan sering terjadi di komunitas terpencil di Papua Nugini, dengan anggota klan melancarkan serangan atau penyergapan sebagai balas dendam atas serangan sebelumnya. Warga sipil, termasuk wanita hamil dan anak-anak, telah menjadi sasaran di masa lalu.
Pembunuhan seringkali sangat kejam, termasuk meliputi peristiwa pembacokan, pembakaran, mutilasi, atau penyiksaan.
Kepolisian Papua Nugini kerap mengeluh bahwa mereka tidak mempunyai sumber daya memadai untuk melakukan pekerjaan tersebut. Polisi di negara tersebut dibayar sangat rendah, dan sebagian senjata yang sampai ke tangan anggota suku berasal dari kepolisian.
Penentang pemerintahan Perdana Menteri James Marape pada hari Senin lalu menyerukan agar lebih banyak polisi dikerahkan.
Populasi Papua Nugini meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980, sehingga menambah tekanan terhadap lahan dan sumber daya serta memperdalam persaingan antar suku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News