Akhund merupakan salah satu tokoh dalam daftar sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan sejak lama menjabat posisi kepala Rehbari Shura, atau dewan kepemimpinan Taliban.
Saat Taliban berkuasa di Afghanistan pada 1996-2001, Akhund pernah menjabat sebagai menteri luar negeri dan deputi perdana menteri.
Dalam sebuah konferensi pers di Kabul, dilansir dari laman Al Jazeera, juru bicara Zabihullah Mujahid mengatakan bahwa salah satu pendiri Taliban, Abdul Ghani Baradar, akan menjadi deputi pendamping Akhund.
Baca: Taliban Bentuk Pemerintah Baru, Hasan Akhund Jadi Perdana Menteri
Seperti banyak tokoh di jajaran petinggi Taliban, nama besar Akhund didapat dari kedekatannya dengan pemimpin pertama kelompok tersebut, Mullah Mohammad Omar. Akhund berasal dari Kandahar, tempat kelahiran Taliban.
Sebuah laporan daftar sanksi PBB mendeskripsikan Akhund sebagai "kolega dekat dan penasihat politik" Omar.
Akhund sangat dihormati di Taliban, terutama oleh pemimpin agungnya, Haibatullah Akhunzada. Sejumlah pengamat memandang Akhund, diyakini berusia 60-an tahun atau lebih tua lagi, sebagai tokoh politik ketimbang religius. Posisinya sebagai kepala dewan kepemimpinan membuat Akhund juga berpengaruh dalam urusan militer.
Garis keturunan Akhund berasal dari Ahmad Shah Durrani, pendiri Afghanistan modern. Akhund memainkan peranan krusial dalam jajaran kepemimpinan di Rehbari Shura, atau biasa juga disebut Quetta Shura.
Dewan kepemimpinan tersebut dibentuk usai Taliban terdepak dari kekuasaan oleh invasi Amerika Serikat di tahun 2001. Menurut keterangan beberapa sumber, Akhund merupakan penulis sejumlah literatur Islam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News