Paus pilot banyak yang terdampar di Selandia Baru. Foto: DOC
Paus pilot banyak yang terdampar di Selandia Baru. Foto: DOC

Sedih! 477 Paus Pilot Mati di Dua Pantai Selandia Baru

Marcheilla Ariesta • 13 Oktober 2022 14:00
Wellington: Sekitar 477 paus pilot mati setelah terdampar di dua pantai terpencil Selandia Baru dalam beberapa hari terakhir. Tak satu pun dari paus yang terdampar dapat diapungkan kembali.
 
"Semuanya mati secara alami atau di-eutanasia dalam kehilangan yang memilukan," kata Daren Grover, manajer umum Project Jonah, sebuah kelompok nirlaba yang membantu menyelamatkan paus, dilansir dari Voice of America, Kamis, 13 Oktober 2022.
 
Paus-paus itu terdampar di Kepulauan Chatham, yang merupakan rumah bagi sekitar 600 orang dan terletak sekitar 800 kilometer di sebelah timur pulau-pulau utama Selandia Baru.

Departemen Konservasi mengatakan, 232 paus terdampar pada Jumat di Pantai Tupuangi. Sedangkan 245 lainnya di Teluk Waihere pada Senin kemarin.
 
Kematian itu terjadi dua minggu setelah sekitar 200 paus pilot mati di Australia setelah terdampar di pantai terpencil Tasmania.
 
"Peristiwa ini adalah situasi yang sulit dan menantang," tulis Departemen Konservasi.
 
"Meski merupakan kejadian alam, namun tetap saja menyedihkan dan menyulitkan pihak yang membantu," sambung mereka.
 
Grover mengatakan, lokasi terpencil dan keberadaan hiu di perairan sekitarnya membuat mereka tidak dapat memobilisasi sukarelawan untuk mencoba mengapungkan kembali paus seperti yang mereka lakukan pada peristiwa terdampar di masa lalu.
 
"Kami tidak secara aktif mengapung kembali paus di Kepulauan Chatham karena risiko serangan hiu terhadap manusia dan paus itu sendiri, jadi eutanasia adalah pilihan yang paling baik," seru Dave Lundquist, penasihat teknis kelautan untuk Departemen Konservasi.
 
Terdamparnya paus pilot secara massal cukup umum di Selandia Baru, terutama selama bulan-bulan musim panas. Para ilmuwan tidak tahu persis apa yang menyebabkan paus terdampar, meskipun tampaknya sistem lokasi mereka dapat dikacaukan oleh pantai berpasir yang landai.
 
Grover mengatakan, ada banyak makanan untuk paus di sekitar Kepulauan Chatham. Saat mereka berenang lebih dekat ke daratan, mereka akan segera menemukan diri berpindah dari perairan yang sangat dalam ke dangkal.
 
"Mereka mengandalkan ekolokasi mereka, namun hal itu tidak memberi tahu bahwa mereka kehabisan air," kata Grover.
 
"Mereka semakin dekat dan semakin dekat ke pantai dan menjadi bingung. Air pasang kemudian bisa turun dari bawah mereka dan sebelum mereka menyadarinya, mereka terdampar di pantai," sambung dia.
 
Karena lokasi pantai yang terpencil, bangkai paus tidak akan dikubur atau ditarik ke laut, seperti yang sering terjadi, tetapi akan dibiarkan membusuk, kata Grover.
 
"Alam adalah pendaur ulang yang hebat dan semua energi yang tersimpan di dalam tubuh semua paus akan dikembalikan ke alam dengan cukup cepat," pungkasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan