Marcos berharap bisa membahas masalah keamanan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping untuk menyelesaikan permasalahan kedua negara dengan cara bersahabat. Hubungan keduanya hingga kini masih memanas seiring dengan sengketa di Laut China Selatan (LCS).
Marcos tidak secara eksplisit menuturkan keinginannya untuk memperbaiki hubungan dengan Negeri Tirai Bambu. Meski demikian, Kementerian Luar Negeri Filipina mengatakan, Marcos akan mengangkat sengketa teritorial di Laut China Selatan dan mengejar kerja sama energi.
Marcos berharap pertemuan tersebut bisa menciptakan banyak prospek bagi kedua negara.
"Saat saya berangkat ke Beijing, saya akan membuka babak baru dalam kerja sama strategis yang komprehensif kami dengan Tiongkok," kata Marcos, dikutip dari South China Morning Post, Rabu, 4 Januari 2023.
Baca: Bikin Tiongkok Panas, Wapres AS Kunjungi Pulau Filipina di Laut China Selatan
"Saya menantikan pertemuan dengan Presiden Xi, saat kami berupaya mengubah lintasan hubungan kami ke roda yang lebih tinggi, yang diharapkan akan membawa banyak prospek dan peluang berlimpah untuk perdamaian dan pembangunan bagi masyarakat di kedua negara," imbuhnya.
Ini merupakan kunjungan pertamanya ke Tiongkok sejak menggantikan Rodrigo Duterte sebagai presiden pada Juni 2022. Sebelumnya, selama pemerintahan Duterte, hubungan kerja sama antara Manila dan Beijing memang sudah kuat.
Duterte secara dramatis mengubah kebijakan luar negeri Filipina dengan mencari hubungan yang lebih dekat dengan Tiongkok dan "pemisahan" dari Amerika Serikat selama enam tahun masa jabatannya.
Namun, sengketa Laut China Selatan masih belum terselesaikan oleh kedua pihak. Negeri Panda itu mengklaim sebagian besar Laut China Selatan ternyata tumpang tindih dengan zona ekonomi eksklusif Vietnam, Malaysia, Brunei, dan Filipina.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News