Pertemuan Hayashi dengan Qin Gang adalah kunjungan pertama menlu Jepang ke Tiongkok dalam lebih dari tiga tahun, di tengah meningkatnya ketegangan regional.
Seorang karyawan Astellas Pharma Inc asal Jepang telah ditahan di Tiongkok karena alasan yang tidak diketahui. Setidaknya 16 orang Jepang lainnya telah ditahan di Tiongkok karena dicurigai sebagai mata-mata sejak 2015, menurut laporan kantor berita Kyodo News.
"Saya memprotes penahanan orang Jepang baru-baru ini di Beijing, dan menegaskan posisi kami dalam masalah ini, termasuk pembebasan awal warga negara ini," kata Hayashi, dilansir dari Channel News Asia.
Qin menjawab, Beijing "akan menangani (kasus ini) sesuai dengan aturan hukum."
Hayashi menuturkan, Tokyo mencari transparansi atas proses hukum terkait penahanan dan telah meminta Tiongkok untuk mengamankan lingkungan bisnis yang adil dan aman.
Selain soal pembebasan warga, Hayashi juga menyampaikan keprihatinan serius Tokyo atas peningkatan aktivitas militer Tiongkok, termasuk kedekatannya dengan Rusia dan kehadiran maritimnya di Laut China Timur.
"Kami berdua menegaskan pentingnya terus berdialog tentang berbagai isu, termasuk keamanan nasional," kata Hayashi.
Ia juga berbicara dengan Qin tentang "pentingnya memastikan perdamaian dan stabilitas di selat Taiwan."
Beijing menuturkan, Qin memperingatkan Jepang "untuk tidak ikut campur dalam masalah Taiwan atau merusak kedaulatan Tiongkok dalam bentuk apa pun," seraya menekankan bahwa Taiwan adalah "inti dari kepentingan Tiongkok."
Ketegangan terus meningkat di Taiwan, pulau yang diklaim Beijing sebagai bagian dari Negeri Tirai Bambu. Tiongkok tidak pernah mengesampingkan opsi menggunakan kekuatan militer untuk membawa kembali Taiwan di bawah kendalinya.
Pemerintah yang dipilih secara demokratis di Taipei menolak klaim Beijing, dan mengatakan hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Jepang juga mengajukan keluhan diplomatik pada Agustus lalu ke Tiongkok, setelah lima rudal balistik yang diluncurkan Beijing jatuh di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Negeri Sakura, tepatnya di dekat pulau sengketa Senkaku atau Diaoyu.
Terlepas dari berbagai perbedaan, Tiongkok dan Jepang setuju untuk memulai kembali pembicaraan trilateral dengan Korea Selatan. Hayashi menyebut perjanjian itu sebagai "pencapaian penting" dari pertemuannya dengan Qin.
"Kami sepakat untuk terus berkomunikasi secara erat di berbagai level, termasuk level menteri luar negeri dan pimpinan," tambah Hayashi.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Presiden Tiongkok Xi Jinping bertemu di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada November lalu. Pertemuan puncak itu menjadi dialog bilateral pertama antar kedua pemimpin dalam hampir tiga tahun.
Baca juga: Kapal Survei Tiongkok Dituding Masuki Perairan Jepang
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News