Jika benar, nilai korupsinya ditaksir dapat mencapai USD170 juta (setara Rp2,5 triliun).
"Saya pikir alasan utamanya (Nguyen mundur) adalah istri dan beberapa anggota keluarganya diduga terlibat dalam beberapa skandal korupsi," ujar Dr Le Hong Hiep, pengamat senior dan koordinator Vietnam Studies Programme di ISEAS – Yusof Ishak Institute.
Namun Partai Komunis Vietnam, kata Le, tak menyinggung tentang praktik korupsi tersebut dalam keterangannya terkait mundurnya Nguyen Xuan Phuc.
"Saya pikir mereka ingin menyelamatkan mukanya dan untuk melindungi reputasi partai serta citra publik," ucapnya, dikutip dari Channel News Asia, Sabtu, 21 Januari 2023.
Pada awal pandemi Covid-19, tepatnya Maret 2020, Vietnam mengumumkan alat uji Covid-19 produksi lokal pertamanya yang memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut para peneliti program tersebut, dengan dana USD800 ribu dari kas negara, proyek bersama antara Akademi Medis Militer dan perusahaan swasta Viet A akan membuat alat tes lebih murah untuk diproduksi.
Namun, berdasarkan penyelidikan, proyek itu ternyata menjadi salah satu penipuan terbesar dalam sejarah Vietnam. Sebelum kasus terungkap, jutaan alat tes palsu telah dijual dengan harga yang digelembungkan ke pusat pengendalian penyakit di 62 dari 63 provinsi dan kota di seluruh Vietnam.
Baca juga: Parlemen Vietnam Setujui Pengunduran Diri Presiden Nguyen Xuan Phuc
Menurut pihak berwenang, penipuan tersebut dimungkinkan oleh suap dan dukungan dari politisi. Hal ini menjadikannya sebagai salah satu kasus korupsi paling menggemparkan di Vietnam.
Kasus ini yang menyebabkan Menteri Kesehatan Nguyen Thanh Long serta Menteri Sains dan Teknologi Chu Ngoc Anh ditangkap.
Skandal tersebut menjadi salah satu dari beberapa yang menjadi sasaran utama kampanye anti-korupsi Vietnam yang semakin intensif. Tokoh yang menggencarkan pemberantasan korupsi di sana adalah Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Throng.
Tak hanya itu, ada skandal lain yang mengejutkan Vietnam. Skandal ini melibatkan penerbangan dalam proses memulangkan warga Vietnam yang terdampar di luar negeri selama pandemi.
Semua kasus terjadi di bawah pengawasan Nguyen Xuan Phuc selama menjabat sebagai perdana menteri Vietnam hingga April 2021. Kemudian dia terpilih sebagai presiden.
Pada 17 Januari lalu, Partai Komunis Vietnam mengumumkan pengunduran diri Nguyen.
"Sepenuhnya menyadari tanggung jawabnya di hadapan partai serta rakyat, dia (Nguyen) mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri dari posisi yang ditugaskan, berhenti dari pekerjaannya dan pensiun," kata Pemerintah Vietnam dalam sebuah pernyataan, mengutip Komite Pusat Partai Komunis Vietnam.
Meski memutuskan mengundurkan diri, Pemerintah Vietnam tetap memuji prestasi Nguyen yang sebelumnya juga sempat menjabat perdana menteri. “Sebagai perdana menteri periode 2016-2021, dia telah melakukan upaya besar dalam memimpin, mengarahkan, dan mengelola pencegahan serta pengendalian epidemi Covid-19, mencapai hasil yang penting,” katanya.
Majelis Nasional Vietnam kemudian menyetujui pengunduran diri Nguyen pada 18 Januari lalu.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News