Dalam sebuah pernyataan, koalisi oposisi Malaysia juga mengatakan akan terus mendukung Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR) Datuk Seri Anwar Ibrahim sebagai ketuanya dan untuk memimpin persiapan ini.
Baca: Oposisi Malaysia Tidak Diberi Posisi Kabinet, Diminta Bantu Dewan Covid-19.
“PH mengambil sikap terbuka dengan setuju untuk bekerja dan bernegosiasi di bawah konsep 'tenda besar' berdasarkan agenda kami untuk reformasi,” ujar pernyataan Pakatan Harapan, dikutip dari Malay Mail, Selasa 24 Agustus 2021.
“Sebagai blok Oposisi, kita harus menggabungkan upaya dan kerja kita untuk meningkatkan ekonomi bangsa dan memulihkan mata pencaharian rakyat atas perebutan kekuasaan politik,” ujar pernyataan itu.
“Kita harus memusatkan upaya kita untuk memastikan 105 anggota parlemen di blok Oposisi bekerja sama dan tidak digunakan atau dipengaruhi oleh permainan politik yang dimainkan oleh pihak tertentu untuk mendapatkan kekuasaan,” kata Dewan Kepresidenan PH.
Anwar telah menampilkan dirinya sebagai calon yang mungkin untuk menjadi perdana menteri berikutnya menyusul pengunduran diri Tan Sri Muhyiddin Yassin minggu lalu.
Namun, Yang di-Pertuan Agung Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah telah menunjuk Ismail Sabri Yaakob dari UMNO di posisi tersebut. Penunjukkan Ismail Sabri menempatkan kembali UMNO mengendalikan pemerintah federal yang hilang kendalinya setelah pemilihan umum 2018.
PH berkuasa selama 22 bulan sebelum pemerintahannya jatuh menyusul keluarnya Parti Pribumi Bersatu Malaysia dari koalisi untuk membentuk pemerintahan Perikatan Nasional bersama dengan UMNO dan lainnya. Pemilihan umum berikutnya harus diadakan selambat-lambatnya pada 2023.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News