Menurut pihak militer Filipina pada Rabu, 7 Februari 2024, tiga dari 45 orang yang diselamatkan berada dalam kondisi kritis dan harus dievakuasi dengan helikopter. Sementara sisa 41 lainnya masih belum ditemukan di lokasi longsor.
Pascakejadian, sekitar 600 orang yang berada di dekat lokasi telah dievakuasi. Jalanan ke lokasi masih belum bisa dilalui, dan tidak ada sinyal seluler di kawasan tersebut.
Melansir dari Vietnam Plus, Militer Filipina telah mengerahkan tim untuk menjalin kontak radio dan membantu operasi penyelamatan dan evakuasi.
Apex Mining, operator tambang emas di Filipina, mengatakan bahwa tanah longsor terjadi di luar lokasi tambang mereka, yaitu di tempat bus menunggu pekerja menyelesaikan shift mereka. Pekerjaan penyelamatan terhambat jarak pandang yang terbatas dan tanah longsor susulan yang terjadi secara berkala.
Para pejabat setempat mengatakan setidaknya dua hingga tiga bus serta jeepney, dan juga beberapa rumah, mungkin telah tertimbun material lumpur, batu, dan puing-puing lainnya setelah longsor. Pemerintah setempat telah mengeluarkan perintah evakuasi untuk lima desa di Maco, termasuk Masara.
Sementara itu, hujan deras terus mengguyur Filipina selama berminggu-minggu di banyak wilayah di Mindanao. Kondisi ini memaksa puluhan ribu orang mengungsi ke tempat penampungan darurat.
Setidaknya 16 orang tewas akibat tanah longsor dan banjir di wilayah tersebut pekan lalu, kata badan bencana nasional Filipina dalam laporan terbarunya.
Baca juga: Longsor Terjang Filipina, 20 Orang Terkubur Dalam Dua Bus
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News