Jumpa pers Menlu Retno Marsudi mengenai ASEAN Ministerial Meeting. (Metrotvnews.com/Marcheilla Ariesta)
Jumpa pers Menlu Retno Marsudi mengenai ASEAN Ministerial Meeting. (Metrotvnews.com/Marcheilla Ariesta)

8 Fokus Utama Pertemuan Menlu ASEAN di Jakarta Pekan Depan

Marcheilla Ariesta • 07 Juli 2023 15:17
Jakarta: Situasi dunia yang masih dipenuhi geopolitik menjadikan ASEAN harus memperkuat soliditas. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, ASEAN harus terus mempertahankan kesatunannya agar terus memainkan sentralitasnya di kawasan.
 
"Dengan sentralitas ini, maka ASEAN akan dapat memainkan peran untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan," kata Menlu Retno dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat, 7 Juli 2023.
 
Retno mengatakan, ASEAN saat ini sedang menghadapi masalah Myanmar juga. "Selama semangat perdamaian tidak dimiliki para pihak bertikai, maka perdamaian yang tidak akan terjadi," lanjutnya.

Karenanya, Pertemuan Menlu ASEAN (AMM)/Post Ministerial Conference (PMC) yang akan digelar pekan depan, akan menjadi salah satu mekanisme ASEAN yang memiliki peran penting dan akan terus dijalankan berdasar prinsip-prinsip Piagam PBB, Piagam ASEAN dan Hukum Internasional.
 
Ada delapan fokus yang akan dikedepakan dalam pertemuan AMM/PMC tersebut.
 
"Pertama, memperkuat penegakan prinsip-prinsip di ASEAN Charter dan berbagai tata perilaku seperti TAC, SEANWFZ, maupun ASEAN Outlook on the Indo-Pacific guna terciptanya perdamaian, keamanan, stabilitas dan kemakmuran kawasan," tuturnya.
 
Kedua, kata Retno, memperkuat Confidence Building Measures (CBM) sambil mulai memperkuat preventive diplomacy. 
 
"Dalam kaitan ini, saya akan mendorong agar mekanisme Tiongkok, Japan, Korea dapat direvitalisasi kembali. Mekanisme ini sangat penting bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan," imbuhnya.
 
Hal ketiga, ucapnya, mendorong negara senjata nuklir (NWS) untuk aksesi Protokol Traktat SEANWFZ. Keempat, menyelesaikan pedoman untuk mempercepat penyelesaian negosiasi Code of Conducts (CoC) di Laut China Selatan.
 
Kelima, menyelesaikan pembentukan ASEAN Maritime Outlook. Menurut Retno, pandangan ini akan menjadi dokumen yang sangat strategis untuk memperkuat sinergi ASEAN.
 
Fokus keenam yakni membahas kerja sama konkret dalam rangka memperkuat ketahanan pangan, arsitektur kesehatan kawasan, penguatan kerja sama maritim dan transisi energi, termasuk ekosistem kendaraan listrik.
 
"Ketujuh, untuk pertama kalinya implementasi ASEAN Outlook on the Indo-Pacific diarustamakan dalam pembicaraan dengan negara mitra, dengan fokus pada pembahasan kerja sama konkret," tutur Retno.
 
Dan fokus kedepalapan, kata Retno, untuk pertama kalinya ASEAN melakukan pendekatan dengan Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Pacific Island Forum (PIF) sebagai bagian dari pelaksanaan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) untuk menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan.
 
Retno mengatakan, kegiatan yang akan berlangsung mulai 11-14 Juli ini akan diikuti 29 negara, ditambah Sekretariat ASEAN dan Uni Eropa.
 
Akan ada 18 pertemuan dalam empat hari kegiatan tersebut, termasuk pertemuan ASEAN dengan negara mitra, seperti India, Selandia Baru, Rusia, Australia, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Uni Eropa, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat (AS).
 
Selain itu, kata Retno, ada juga pertemuan trilateral antara Ketua ASEAN, Sekretariat ASEAN dengan Norwegia dan juga Turki.
 
"Sejauh ini, terindikasi 13 pertemuan bilateral," kata Retno.
 
Namun, katanya, angka ini akan terus bergerak. Dari pertemuan ini, nantinya akan dihasilkan 12 outcome documents.
 
Baca juga: 29 Negara Akan Hadir di Pertemuan Menlu ASEAN Pekan Depan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan