Dalam pernyataan nasional Indonesia, Dubes RI untuk Qatar Ridwan Hassan selaku Ketua Delegasi RI mengatakan, LDCs masih menghadapi berbagai tantangan, seperti terbatasnya kapasitas produksi, kemampuan fiskal yang kurang memadai, tekanan utang, dan kurangnya akses terhadap teknologi.
Terlebih, kondisi ini diperparah dengan adanya pandemi Covid-19, serta berbagai tantangan multidimensi lainnya, termasuk perubahan iklim. Kerentanan pangan dan energi juga salah satu faktor yang memperburuk kondisi mereka.
Saat ini, terdapat 46 negara yang termasuk dalam kategori LDCs, 33 diantaranya berada di Afrika, sembilan di Asia, tiga Pasifik dan satu Karibia.
"Adopsi Doha Programme of Action 2022 merupakan bukti komitmen kolektif kita untuk mendukung LDCs. Namun kita perlu bekerja keras untuk memastikan implementasi efektifnya," kata Dubes Ridwan, dikutip dari pernyataan KBRI Doha, Kamis, 9 Maret 2023.
Ia menyampaikan tiga hal yang perlu didorong untuk hal ini.
Pertama, menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pendanaan pembangunan di LDCs. Saat ini LDCs menghadapi keterbatasan pendanaan, baik dalam bentuk investasi asing langsung (FDI) maupun bantuan pembangunan.
Dunia internasional perlu mendukung LDCs melalui pemberian bantuan pembangunan, investasi, dukungan teknis, inovasi model pendanaan, dan pembebasan tekanan utang.
Baca juga: Negara Miskin Lelah Hadapi Tingginya Utang Negara Maju
“Di bawah Presidensi Indonesia, G20 sepakat untuk meningkatkan pendanaan campuran (blended finance) kepada negara berkembang, termasuk LDCs,” kata Ridwan.
Hal kedua adalah memajukan pembangunan sumber daya manusia di LDCs. Ia mengatakan, besarnya populasi muda di LDCs menjadi aset berharag yang harus dikembangkan.
Hal ini bisa melalui pelatihan dan pendidikan yang berkualitas dan inklusif. Ia menegaskan, Indonesia selama ini selalu aktif memberikan bantuan kapasitas kepada LDCs.
Ketiga adalah penguatan kemitraan Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan Kerja Sama Triangular. Menurutnya, kerja sama ini harus berdasarkan permintaan dari LDCs dan mengusung prinsip solidaritas, inklusivitas, kesetaraan dan tidak meninggalkan siapapun di belakang.
"Pandemi mengajarkan kita bahwa tidak ada satupun negara yang sanggup menghadapi tantangan global sendirian. Solidaritas, inklusivitas, kerja sama, dan kemitraan adalah kunci untuk mengatasi tantangan global. Mari gunakan kesempatan ini untuk memperkuat kemitraan global untuk dukung LDCs," pungkasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id