Sejak pertemuan Anwar dengan raja, PM Muhyiddin menggelar diskusi dengan United Malays National Organisation (UMNO), partai terbesar dalam koalisi berkuasa. Menurut beberapa sumber, diskusi digelar untuk menegosiasikan kesepakatan baru, termasuk mengenai jabatan yang lebih penting di kabinet.
Keberhasilan diskusi dengan UMNO dapat menghambat upaya Anwar dalam membentuk pemerintahan baru, namun juga membuat PM Muhyiddin hanya memegang mayoritas tipis dalam parlemen yang total anggotanya 222.
"UMNO sedang bernegosiasi, dan mereka terlihat belum siap untuk keluar dari koalisi," kata seorang sumber, dilansir dari laman Asia One pada Selasa, 20 Oktober 2020.
Baca: UMNO Jajaki Kemungkinan Tarik Dukungan dari PM Malaysia
Sumber lainnya dari UMNO mengatakan, pihak partai ingin lebih dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, termasuk jabatan krusial apa yang dapat dipegang dan siapa-siapa saja yang seharusnya ditunjuk untuk masuk ke kabinet.
Senin kemarin, Anwar Ibrahim mengecam pemeriksaan polisi atas daftar nama anggota parlemen yang mendukung dirinya untuk menjadi perdana menteri. Menurut Anwar, pemeriksaan tersebut adalah upaya "jahat" untuk mendorong dirinya mengungkap identitas semua orang di daftar tersebut.
Polisi telah memanggil Anwar untuk membantu penyelidikan daftar 121 nama anggota parlemen yang disebut-sebut mendukung upaya pengambilalihan kekuasaan dari PM Muhyiddin. Daftar nama itu telah beredar di media sosial Malaysia.
Anwar, yang menghabiskan waktu selama dua jam bersama tim investigator pada Jumat kemarin, menegaskan bahwa hanya Raja Malaysia yang berhak mengetahui identitas dari 121 anggota parlemen itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id