"Indonesia menyerukan agar semua pihak dapat menahan diri dan segera menyepakati perjanjian perdamaian yang digagas oleh Utusan Khusus Sekjen PBB," kata Retno dalam jumpa pers virtual, Kamis, 17 September 2020.
"Indonesia juga mengecam serangan yang dilakukan pihak Houthi ke wilayah negara tetangga, termasuk ke Saudi Arabia," imbuhnya.
Ia menyampaikan kekhawatiran terhadap situasu kemanusiaan di lapangan, terutama di masa pandemi virus korona (covid-19). Retno menekankan pentingnya melindungi rakyat sipil.
Ia juga mengimbau agar Bandara Sanaa kembali dapat beroperasi. Pasalnya, bandara tersebut merupakan pintu masuk bantuan kemanusiaan yang diperlukan rakyat Yaman.
"Indonesia prihatin dengan perkembangan dan peningkatan ketegangan terkini yang terjadi di Yaman, terutama dampaknya terhadap isu kemanusiaan," tutur Retno.
Situasi di Yaman ini dibahas dalam pertemuan Sidang Dewan Keamanan PBB, 15 September lalu. Pertemuan antara lain mendengarkan penyampaian Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB, Martin Griffith, dan Wakil Sekjen PBB untuk Urusan Kemanusiaan, Mark Lowcock.
Retno menuturkan, pada dasarnya briefing menyampaikan keadaan yang memprihatinkan di Yaman, di mana rakyat Yaman semakin menderita karena konflik yang berkepanjangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News