Petugas memasang garis polisi di lokasi ledakan di Jolo, Filipina, Senin 24 Agustus 2020. (Foto: Nickee Butlangan/AFP)
Petugas memasang garis polisi di lokasi ledakan di Jolo, Filipina, Senin 24 Agustus 2020. (Foto: Nickee Butlangan/AFP)

Korban Ledakan Ganda di Filipina Jadi 14 Orang

Willy Haryono • 25 Agustus 2020 10:40
Jolo: Korban dua ledakan di Jolo, Sulu, Filipina, pada Senin kemarin telah bertambah menjadi 14 orang, dengan 78 lainnya mengalami luka-luka. Dari total 14 korban tewas, enam adalah warga sipil, tujuh personel Pasukan Bersenjata Filipina (AFP), dan satu dari unit khusus kepolisian Filipina (PNP-SAF).
 
Korban luka terdiri dari 48 warga sipil, tiga polisi lokal, dan tiga personel PNP-SAF. Data terbaru mencatat adanya 24 korban luka dari jajaran AFP.
 
Dilansir dari CNN, Selasa 25 Agustus 2020, sebagian besar personel keamanan yang tewas atau terluka sedang berpatroli pada saat kejadian. Lokasi ledakan merupakan area yang sering dikunjungi warga sipil.

Komandan Gugus Tugas Gabungan Sulu, Brigadir Jenderal William Gonzales, mengaku belum dapat memastikan siapa atau grup mana yang bertanggung jawab atas ledakan di Jolo. Ia mengonfirmasi ledakan terjadi dua kali, bukan tiga.
 
Sebelumnya, Kepala Komando Mindanao Barat Letnan Jenderal Corleto Vinluan Jr. mengaku sedang mengejar seorang tersangka bernama Mundi Sawadjaan, yang disebut-sebut sebagai pakar bom asal grup militan Abu Sayyaf. Otoritas Filipina menyebut Mundi bertanggung jawab atas ledakan di gereja dan kamp militer Filipina tahun lalu.
 
Corleto mengatakan pihaknya sudah mengikuti Mundi sejak Mei lalu. Ia mengatakan dua ledakan di Jolo melibatkan bom rakitan.
 
Bom pertama disebut Corleto dipasang di sebuah sepeda motor, dan satunya dibawa seorang perempuan yang menjadi pelaku bom bunuh diri.
 
"Gugus Tugas Gabungan Sulu, AFP bersama PNP dan unit lokal Sulu, mengecam keras aksi kekerasan yang dilakukan grup teroris Abu Sayyaf," ujar pernyataan Divisi Infantri ke-11 Filipina.
 
Sebelumnya sempat ada laporan yang menyebutkan kelompok militan Islamic State (ISIS) sebagai pihak di balik ledakan ganda tersebut.
 
Kedua ledakan terjadi di dekat lokasi pengeboman gereja katedral Our Lady of Mount Carmel pada Januari 2019 yang menewaskan 18 orang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan