Tujuh alat kesehatan tersebut adalah alat pelindung diri (APD), masker (N95 dan masker operasi), alat diagnosa cepat, VTM Dacron Swab, Ventilator, RT-PCR and reagent, serta termometer.
"Ini adalah tujuh yang paling prioritas kebutuhan Indonesia. Bantuan-bantuan ini yang menjadi perhatian Kementerian Luar Negeri memfasilitasi ke depan," ujar Direktur Afrika Kemenlu, Daniel Tumpal Simanjuntak, Kamis, 9 April 2020.
Tumpal mengatakan pada prinsipnya Kementerian Luar Negeri merupakan bagian Satgas Gugus Tugas untuk Percepatan Penanganan Covid-19. Seluruh data yang ada di Kemenlu, akan selalu diperbarui ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Sehingga secara protokol data terakhir yang paling final dari seluruh dukungan internasional yang ada, tentu yang paling otoritatif berada di BNPB," jelas pria yang juga anggota koordinasi antar Kementerian dan Lembaga untuk bantuan internasional dalam upaya penanganan covid-19.
Selain tujuh alat kesehatan itu, ada 34 barang lainnya yang dibutuhkan, termasuk penutup kepala medis, cairan desinfektan, oksigen dan lain sebagainya.
Dalam konferensi pers virtual, Menlu Retno mencatat ada 58 dukungan yang akan dan telah diberikan kepada Indonesia oleh pemerintah asing, organisasi/entitas internasional, swasta, dan NGO asing. Bantuan tersebut terdiri dari sembilan bantuan pemerintah, 42 bantuan non-pemerintah, dan tujuh Organisasi/Entitas Internasional.
Bantuan pemerintah berasal dari sembilan negara yaitu: Tiongkok, Jepang, AS, Singapura, Vietnam, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan Uni Emirat Arab.
Tujuh bantuan organisasi/entitas internasional yaitu: WHO, ADB, IAEA, UNDP, IOM, Global Fund, UNICEF.
Terdapat 42 bantuan non-pemerintah (swasta dan NGO) yang setidaknya berasal dari sembilan negara yaitu Tiongkok, Singapura, Korea, Vietnam, Perancis, Rusia, Jerman, Jepang, Swedia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News