Kolaborasi INKLUSI antara Indonesia dan Australia diharapkan dapat membantu perempuan dan kelompok marginal di berbagai wilayah di Tanah Air.  (Medcom.id/Harianty)
Kolaborasi INKLUSI antara Indonesia dan Australia diharapkan dapat membantu perempuan dan kelompok marginal di berbagai wilayah di Tanah Air. (Medcom.id/Harianty)

Indonesia-Australia Bantu Masyarakat Terpinggirkan di Kupang Lewat 'INKLUSI'

Harianty • 29 Juni 2024 10:33
Kupang: Banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan dengan minimnya pelaporan di Kupang tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), cukup memprihatinkan. Australia sebagai negara sahabat Indonesia berusaha membantu mengatasi hal ini lewat kemitraan INKLUSI.
 
Melalui INKLUSI, Indonesia dan Australia ingin memastikan perempuan dan masyarakat terpinggirkan di banyak wilayah, termasuk Kupang, mendapat keadilan.
 
Salah satu langkah konkret dari kemitraan itu adalah mendukung kegiatan operasional 'Sekolah Perempuan' di Desa Tanah Merah, Kupang.

"Kita akan melihat persoalannya secara garis besar, semisal soal kekerasan terhadap perempuan. Di Tanah Merah, di dusun mana yang paling banyak terjadi kekerasan terhadap perempuan, lalu kami identifitasi akar masalahnya, dan kenapa itu bisa terjadi?" ungkap Heny, Kepala Pos Pengaduan di Sekolah Perempuan Desa Tanah Merah, saat menerima kunjungan awak media pada Rabu, 26 Juni 2024.
 
Dari sisi kultural, di Tanah Merah memiliki budaya "tidak boleh bersuara," sehingga kasus kekerasan tidak bisa dilaporkan begitu saja. Tidak hanya itu, lanjut Heny, kuatnya budaya menjadikan korban tak berani melapor.
 
"Begitu juga dengan kasus perkawinan anak. Di Desa Tanah Merah, rata-rata pendidikan warga adalah SD. Mereka belum paham perkawinan anak itu seperti apa, pada umur berapa dia sudah dewasa dan bisa dikawinkan. Nah, ini menjadi dasar perencanaan pembangunan desa," ujar Heny.
 
Selain itu, ada juga masalah ketidakadilan di kalangan kaum disabilitas. "Kami door-to-door ke setiap rumah, menemukan disabilitas yang disembunyikan keluarga. Mereka tidak boleh keluar rumah, tidak boleh bicara, bahkan ada yang dikurung. Tidak pernah orang tahu bahwa di rumah itu ada kaum disabilitas," kata Heny.
 
Hal-hal inilah yang menjadi dasar pendirian Sekolah Perempuan di desa Tanah Merah. Sekolah ini dibentuk lewat kerja sama dengan pemerintah daerah untuk memberikan edukasi dan sosialisasi terkait isu-isu perempuan kepada masyarakat. 
 
Sekolah Perempuan adalah wadah belajar yang menjembatani kepentingan antar berbagai kelompok dengan pemerintah. Sekolah ini juga menjadi wadah dialog mengenai masalah perempuan, untuk membicarakan program apa saja yang menyasar kepentingan perempuan. Sekolah ini didukung oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) lewati kolaborasi INKLUSI dengan Indonesia. Sekolah Perempuan di Desa Tanah Merah telah memiliki 287 anggota.
 
Selain Sekolah Perempuan, turut hadir juga "Pos Pengaduan" untuk mendukung kelompok-kelompok terpinggirkan yang mencari perlindungan dari kekerasan, akses terhadap dokumen identitas hukum, pembangunan desa inklusif, dan dukungan mata pencaharian.
 
Selama kunjungan, awak media diajak mengenal alur pengaduan masyarakat di Pos Pengaduan Desa Tanah Merah serta simulasi pembelajaran Sekolah Perempuan. Data layanan Pos Pengaduan pada periode April 2023-Mei 2024 menunjukkan total 555 aduan. Masalah administrasi menjadi isu utama, terutama seputar kartu identitas dan akta kelahiran.
 
Selama Maret 2022-Maret 2023, pos telah menerima 2476 aduan, dengan tiga aduan kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Dua kasus telah selesai diproses pihak kepolisian, dan satu lainnya sudah pada putusan perceraian di pengadilan negeri. 
 
"Jadi kalau di pos pengaduan, saat menerima aduan, kita langsung kerjakan, dan kita sudah ada kerja sama di dukcapil. Saat sudah lengkap persyaratan, sudah diverifikasi, sudah divalidasi di desa, dua atau tiga hari kemudian warga sudah bisa ambil hasilnya, tidak perlu antre panjang, tidak perlu biaya transportasi," jelas Heny.

Kemitraan INKLUSI Indonesia-Australia

Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif, "INKLUSI," berupaya meningkatkan partisipasi kelompok-kelompok terpinggirkan dalam pembangunan sosial-budaya, ekonomi, dan politik di Indonesia, serta manfaat yang mereka peroleh dari pembangunan tersebut.
 
INKLUSI adalah program Pemerintah Australia yang berdurasi delapan tahun (2021-2029) dengan anggaran AUD120 juta. Program ini bertujuan memperkuat kontribusi Organisasi Masyarakat Sipil (OMS), melalui kemitraan dengan pemerintah untuk meningkatkan kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial bagi kelompok marginal atau yang terpinggirkan di Indonesia.
 
Baca juga:  Penuntasan Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Harus Jadi Perhatian Bersama
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan