Warga berjalan di tengah banjir di kota Abuyog, Leyte, Filipina, 11 April 2022. (Bobbie ALOTA / AFP)
Warga berjalan di tengah banjir di kota Abuyog, Leyte, Filipina, 11 April 2022. (Bobbie ALOTA / AFP)

Pencarian Korban Longsor Filipina Terhambat Lumpur dan Hujan

Marcheilla Ariesta • 12 April 2022 19:40
Mindanao: Pencarian korban selamat bencana tanah longsor yang dipicu Badai Tropis Megi di Filipina terhambat tebalnya material lumpur dan guyuran hujan hujan. Saat ini, jumlah korban tewas akibat terjangan Megi menjadi 27 orang.
 
Lebih dari 17.000 warga Filipina meninggalkan rumah mereka saat Megi menerjang dalam beberapa hari terakhir. Megi yang membawa hujan deras telah membanjiri banyak rumah, memutus berbagai ruas jalan dan aliran listrik.
 
Sebanyak 21 orang tewas setelah tanah longsor menghantam beberapa desa di Leyte, provinsi terparah dilanda badai Megi. Tiga korban tewas juga ditemukan di Provinsi Negros Oriental, dan tiga lainnya di pulau utama selatan Mindanao.

Serangkaian fotto memperlihatkan atap deretan rumah di Bunga, salah satu komunitas Leyte, menyembul di atas sungai lumpur. Upaya penyelamatan difokuskan di desa terdekat Kantagnos, yang telah dilanda dua tanah longsor.
 
Beberapa warga berhasil meloloskan diri atau ditarik keluar dari lumpur dalam kondisi hidup. Namun banyak juga yang dikhawatirkan masih terjebak. Sebanyak lima orang dipastikan tewas di Kantagnos, tetapi tidak jelas berapa banyak yang masih hilang.
 
Baca:  Badai Tropis Megi Tewaskan 24 Orang di Filipina
 
Sebuah video Penjaga Pantai Filipina yang dibagikan di Facebook menunjukkan enam penyelamat membawa seorang wanita penuh lumpur ke tempat yang aman.
 
"Ada tanah longsor kecil dan beberapa orang bisa lari ke tempat yang aman. Longsor besar kemudian terjadi dan menutupi seluruh desa," kata Jose Carlos Cari, Wali Kota Baybay City, dikutip dari AFP, Selasa, 12 April 2022.
 
"Kami mencari banyak korban. Ada 210 kepala keluarga di sana," sambung dia.
 
Cari mengatakan cuaca buruk menghambat upaya penyelamatan. "Kami terus berusaha, tetapi kami mengalami kesulitan karena kondisi berbahaya,” katanya.
 
"Peralatan sudah dikerahkan, semuanya sudah siap, tapi kami tidak bisa bergerak karena hujan masih deras dan sungai masih meluap," sambung Cari.
 
Militer Filipina telah bergabung dengan penjaga pantai, polisi dan petugas pemadam kebakaran dalam upaya pencarian dan penyelamatan.
 
Juru bicara badan bencana nasional Filipina, Mark Timbal, mengatakan bahwa tanah longsor di sekitar Baybay City telah mencapai permukiman "di luar zona bahaya." Pengumuman ini mengejutkan banyak orang.
 
Badai tropis Megi, atau dikenal di Filipina dengan nama lokal Agaton, adalah badai besar pertama yang melanda negara itu di tahun 2022.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan