Jakarta: Malaysia mengumumkan bahwa sertifikat vaksin covid-19 mereka sudah diakui oleh Uni Eropa (UE). Bagaimana dengan Indonesia, apakah sudah ada arah menuju ke jalan itu?
Kementerian Luar Negeri RI sudah melakukan pendekatan dengan Uni Eropa.
“Kami sudah melakukan kontak dengan EU selama dua bulan. Ini bukan hanya sekedar mutually recognizing (pengakuan bersama) sertifikat vaksinasi. Jadi ini sudah masuk ranahnya dalam interoperability, bahwa sertifikat vaksinasi tadi bisa dibaca melalui sebuah sistem,” ujar Direktur Sekolah Dinas Luar Negeri (SEKDILU)/Sekretariat TPPE Lintang Paramitasari Parnohadiningrat, kepada wartawan secara virtual, Kamis 7 April 2022.
“Kita berusaha mengkawinkan sistem PeduliLindungi dengan sistem yang dimiliki Eropa. Hasilnya dengan demikian kita bisa saling membaca melalui QR code sertifikat vaksin mereka, sebagaimana sertifikat kita dibaca oleh mereka,” imbuhnya.
Lebih lanjut Lintang menambahkan, pembahasannya masih berlangsung secara tingkat teknis. “Mudah-mudahan akhir bulan ini kita bisa mendapatkan hasil yang lebih konkret,” menurutnya.
Sekretariat Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) itu juga menginformasikan terkait peraihan vaksin. Memasuki minggu pertama di April, Indonesia kembali mendapatkan vaksin.
Kali ini ada dua kedatangan, pertama dari COVAX Facility sebanyak 1.300.320 dosis untuk vaksin Moderna. Lalu pengiriman kedua Indonesia dapatkan juga dari COVAX melalui dose sharing dari Amerika Serikat, yaitu vaksin Pfizer sejumlah 3.499.470 dosis.
“Dengan penerimaan tersebut maka hingga tanggal 7 april 2022, jumlah vaksin yang diterima oleh Indonesia totalnya adalah 510.351.225 dosis. Vaksin ini diterima dari jalur bilateral maupun jalur multilateral. Untuk keseluruhannya vaksin yang diterima dari multilateral terutama covax fasilitas berjumlah 103.139.495 dosis. Sementara untuk jalur bilateral berjumlah 406.411.730 dosis,” ucap Lintang.
Sementara mengenai pengakuan bersama sertifikat vaksin, kemenlu berkerjasama dengan Kemenkes melakukan koordinasi dalam rangka pembentukan saling mengakui atau mutual recognizion agreement (MRA) atas sertifikat vaksinasi dengan sejumlah negara mitra.
Secara teknis Kemenkes bisa mengakui sertifikat vaksinasi dari 98 negara-negara mitra. Kemenlu juga turut memfasilitasi upaya MRA dengan negara-ngeara tersebut.
“Ada aspek saling pengakuan dari MRA tadi itu yang bisa kita catat lebih lanjut yaitu pada Februari ada MRA yaitu ada saling pengakuan antara Indonesia dengan India, Kazakhstan, Arab Saudi, Filipina juga dengan Australia. Sementara pada April dengan Vietnam, Sri Lanka dan juga dengan Maladewa,” tambah Lintang.
Menurutnya pengembangan MRA ini dimaksudkan antara lain untuk memfasilitasi perjalanan luar negeri dalam rangka pemulihan ekonomi, khususnya juga bagi pekerja migran Indonesia, wisatawan mancanegara, juga pelaku bisnis. Ini tetap dilakukan dalam protokol kesehatan yang berlaku sesuai dengan syarat-syarat dan surat edaran yang ditetapkan satgas covid-19.
“Untuk mendorong perjalanan lalu lintas batas yang lebih aman, kami juga mendorong beberapa interoperability antar sistem. Beberapa diantaranya yaitu degan India, Arab Saudi dan Singapura,” pungkasnya.
Kementerian Luar Negeri RI sudah melakukan pendekatan dengan Uni Eropa.
“Kami sudah melakukan kontak dengan EU selama dua bulan. Ini bukan hanya sekedar mutually recognizing (pengakuan bersama) sertifikat vaksinasi. Jadi ini sudah masuk ranahnya dalam interoperability, bahwa sertifikat vaksinasi tadi bisa dibaca melalui sebuah sistem,” ujar Direktur Sekolah Dinas Luar Negeri (SEKDILU)/Sekretariat TPPE Lintang Paramitasari Parnohadiningrat, kepada wartawan secara virtual, Kamis 7 April 2022.
“Kita berusaha mengkawinkan sistem PeduliLindungi dengan sistem yang dimiliki Eropa. Hasilnya dengan demikian kita bisa saling membaca melalui QR code sertifikat vaksin mereka, sebagaimana sertifikat kita dibaca oleh mereka,” imbuhnya.
Lebih lanjut Lintang menambahkan, pembahasannya masih berlangsung secara tingkat teknis. “Mudah-mudahan akhir bulan ini kita bisa mendapatkan hasil yang lebih konkret,” menurutnya.
Sekretariat Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) itu juga menginformasikan terkait peraihan vaksin. Memasuki minggu pertama di April, Indonesia kembali mendapatkan vaksin.
Kali ini ada dua kedatangan, pertama dari COVAX Facility sebanyak 1.300.320 dosis untuk vaksin Moderna. Lalu pengiriman kedua Indonesia dapatkan juga dari COVAX melalui dose sharing dari Amerika Serikat, yaitu vaksin Pfizer sejumlah 3.499.470 dosis.
“Dengan penerimaan tersebut maka hingga tanggal 7 april 2022, jumlah vaksin yang diterima oleh Indonesia totalnya adalah 510.351.225 dosis. Vaksin ini diterima dari jalur bilateral maupun jalur multilateral. Untuk keseluruhannya vaksin yang diterima dari multilateral terutama covax fasilitas berjumlah 103.139.495 dosis. Sementara untuk jalur bilateral berjumlah 406.411.730 dosis,” ucap Lintang.
Sementara mengenai pengakuan bersama sertifikat vaksin, kemenlu berkerjasama dengan Kemenkes melakukan koordinasi dalam rangka pembentukan saling mengakui atau mutual recognizion agreement (MRA) atas sertifikat vaksinasi dengan sejumlah negara mitra.
Secara teknis Kemenkes bisa mengakui sertifikat vaksinasi dari 98 negara-negara mitra. Kemenlu juga turut memfasilitasi upaya MRA dengan negara-ngeara tersebut.
“Ada aspek saling pengakuan dari MRA tadi itu yang bisa kita catat lebih lanjut yaitu pada Februari ada MRA yaitu ada saling pengakuan antara Indonesia dengan India, Kazakhstan, Arab Saudi, Filipina juga dengan Australia. Sementara pada April dengan Vietnam, Sri Lanka dan juga dengan Maladewa,” tambah Lintang.
Menurutnya pengembangan MRA ini dimaksudkan antara lain untuk memfasilitasi perjalanan luar negeri dalam rangka pemulihan ekonomi, khususnya juga bagi pekerja migran Indonesia, wisatawan mancanegara, juga pelaku bisnis. Ini tetap dilakukan dalam protokol kesehatan yang berlaku sesuai dengan syarat-syarat dan surat edaran yang ditetapkan satgas covid-19.
“Untuk mendorong perjalanan lalu lintas batas yang lebih aman, kami juga mendorong beberapa interoperability antar sistem. Beberapa diantaranya yaitu degan India, Arab Saudi dan Singapura,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News