"Peran ASEAN lebih penting dari sebelumnya karena kawasan ini menghadapi krisis yang mendesak di Myanmar," kata Guterres dilansir dari Nikkei Asia, Jumat, 23 April 2021.
Namun, ia menambahkan situasi ini membutuhkan tanggapan internasional yang kuat di balik kekompakkan upaya regional untuk meredamnya.
"Saya mendesak aktor regional untuk memanfaatkan pengaruh mereka dalam mencegah kerusakan lebih lanjut, dan pada akhirnya menemukan jalan keluar yang damai dari bencana ini," imbuh dia.
Sementara itu, Utusan Khusus PBB untuk Myanmar, Chirstine Schraner Burgener dilaporkan sudah berada di Jakarta untuk berbicara dengan para pemimpin ASEAN mengenai kekacauan di Myanmar.
Baca juga: KTT Terkait Myanmar Jadi Ujian Bagi Kredibilitas ASEAN
"Utusan Khusus Sekretaris Jenderal, Christine Schraner Burgener, tetap berada di kawasan ini dan akan berada di Jakarta untuk bertemu para pemimpin ASEAN di sela-sela pertemuan hari Sabtu, dengan fokus pada solusi politik," kata Stéphane Dujarric, juru bicara Guterres.
ASEAN dinilai cenderung melangkah hati-hati karena prinsip non-intervensi. Kondisi internal ASEAN pun disebut kurang kompak sebab beberapa anggota yang relatif enggan membahas masalah Myanmar.
Meski demikian, pengamat menilai jangan terlalu berekspektasi tinggi terhadap ASEAN. Karena urusan dalam negeri Myanmar, memang sebaiknya diselesaikan dua pihak yang bertikai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News