Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengakui banyak yang pesimis akan keberhasilan Indonesia. "Tapi capaian kita bisa mewujudkan deklarasi ini, adalah sesuatu yang luar biasa," katanya, dalam jumpa pers di Nusa Dua, Bali, Rabu, 16 November 2022.
Menlu Retno menuturkan, memang ada perbedaan yang terlihat, namun tidak semuanya beda. Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dikerjasamakan antar negara anggota.
"Saat awal keketuaan, kita komunikasikan dengan mereka, apakah kita akan kerja sama? Dan jawabannya ya. Dari komitmen tipis-tipis ini kita kapitalisasi dan hasilnya deklarasi ini," terangnya.
Menurut Menlu Retno, inti dari semua presidensi adalah kepercayaan (trust). "Dan kita memiliki trust dari semua," ungkapnya.
Sementara itu, saat ditanya mengenai Indonesia yang ikut menyetujui poin penyikapan perang Ukraina dan mengaitkannya dengan politik luar negeri RI yang bebas aktif, Menlu Retno menjelaskan bahwa bebas aktif bukan berarti netral dan tidak kemana-mana.
Baca juga: Lewat Aset Diplomasi, Presidensi Indonesia Mampu Dorong Deklarasi G20
"Bebas aktif itu, bebas menentukan posisi dan aktif untuk berkontribusi pada upaya pencapaian perdamaian dunia," jelasnya.
Indonesia, kata dia, dikenal dalam politik lur negeri. RI menjalankan politik luar negeri berdasarkan prinsip dan itu menjadi konsistensi Indonesia.
"Dan saat berbicara mengenai teritorial integrity, posisi Indonesia very clear, consistently," pungkas Menlu Retno.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
