Anggota G20 akan memulai pembicaraan di Bali pada Selasa besok, 15 November 2022, dengan tema "Recover Together, Recover Stronger."
Putin dipastikan tidak hadir, namun Biden sudah tiba di Bali. Biden dijadwalkan bertemu Presiden Tiongkok Xi Jinping dan juga Perdana Menteri Inggris yang baru, Rishi Sunak serta PM Italia Giorgia Meloni.
Dilansir dari Columbian.com, prioritas KTT G20 di bawah Presidensi Indonesia adalah Arsitektur Kesehatan Global, Transisi Energi, dan Transformasi Digital. Tiga agenda utama ini kemungkinan besar akan dibayang-bayangi kekhawatiran ekonomi global dan ketegangan geopolitik yang berpusat pada perang di Ukraina.
Baca: KTT G20 Segera Dimulai, Ini 3 Agenda Prioritas Presidensi Indonesia
Konflik Rusia-Ukraina, telah berlangsung hampir 9 bulan, mengganggu perdagangan minyak, gas alam, dan biji-bijian, serta mengalihkan berbagai pembahasan di level global.
Sementara itu AS dan sekutunya di Eropa dan Asia, bersiap menghadapi Tiongkok yang lebih asertif, membuat negara berkembang di G20 seperti India, Brasil, dan Indonesia berjalan secara hati-hati di antara kekuatan yang lebih besar.
Presiden Joko Widodo telah mencoba menjembatani keretakan dalam G20 terkait perang di Ukraina. Jokowi menjadi pemimpin Asia pertama yang mengunjungi Rusia dan Ukraina di musim panas lalu.
Jokowi telah mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk datang ke KTT G20. Zelensky diperkirakan akan berpartisipasi secara daring.
"Salah satu prioritas Jokowi adalah meredakan ketegangan perang dan risiko geopolitik," kata Bhima Yudhistira, direktur Pusat Studi Ekonomi dan Hukum di ibu kota Indonesia, Jakarta.
KTT G20 tahun lalu di Roma adalah pertemuan langsung pertama anggota sejak pandemi. Pemimpin Rusia dan Tiongkok tidak hadir kala itu.
Acara tahun ini digelar setelah konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Mesir dan KTT ASEAN di Kamboja, yang dihadiri Biden dan beberapa pemimpin G20 lainnya, serta pertemuan Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik di Thailand.
Satu pertanyaan yang menggantung di KTT G20 di Bali adalah, apakah Rusia akan sepakat memperpanjang perjanjian ekspor biji-bijian Laut Hitam PBB, yang akan berakhir pada 19 November mendatang.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Sabtu kemarin menyerukan lebih banyak tekanan terhadap Rusia untuk memperpanjang kesepakatan. Ia mengatakan bahwa komunitas global harus bisa menghentikan "hunger games" yang dimainkan Rusia. (Mustafidhotul Ummah)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News