"Pertama pembangunan ekonomi inklusif dengan mengembangkan ekonomi kreatif," kata Mahendra, Rabu, 6 Oktober 2021.
Mahendra mengatakan, pengembangan ekonomi kreatif dapat membantu negara-negara untuk melakukan diversifikasi ekonomi dan juga mendorong proses transformasi ekonomi negara-negara.
Menurutnya, perempuan, pria, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) harus diberdayakan untuk memaksimalkan pemanfaatan peluang ekonomi kreatif.
"Kedua, memberikan dukungan terhadap perluasan digitalisasi," lanjutnya.
Pandemi Covid-19, kata Mahendra, dapat menjadi pelajaran berharga untuk bisnis. Ia menyampaikan, kegiatan bisnis dapat bertahan dari keterpurukan pandemi jika mampu beradaptasi.
Baca: Pertemuan Negara Mitra ASEAN, RI Dorong Pemulihan Ekonomi Berkelanjutan
Penggunaan ekonomi digital menjadi sarana untuk memasarkan produk dan memperluas jangkauan konsumen. Karenanya, lanjut Mahendra, perlu perhatian khusus untuk menjembatani keseimbangan digital antar negara dan wilayah dalam satu negara.
Menurutnya, harga terjangkau dan akses infrastruktur digital dapat diandalkan di negara berkembang. "Ketiga, transisi menuju ekonomi yang berkelanjutan," imbuhnya.
Pemerintah, serunya, perlu memperkuat kebijakan perdagangan dan investasi untuk berkontribusi pada pencapaian tujuan iklim dan lingkungan dari Agenda 2030.
Ia menggarisbawahi pentingnya membangun kepercayaan untuk memastikan isu lingkungan tidak dipergunakan sebagai hambatan perdagangan. Mahendra juga menekankan, ekonomi berkelanjutan tidak akan tercapai ketika negara-negara berjuang untuk membayar utang yang meningkat akibat pandemi.
"Dukungan UNCTAD untuk negara berkembang mutlak diperlukan, mari bekerja sama sehingga hasil pertemuan UNCTAD ke-15 ini dapat membantu anggotanya mewujudkan dunia yang lebih inklusif, tangguh, dan berkelanjutan untuk masa depan bersama," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News