Menlu Retno dalam pertemuan virtual Forum Regional Negosiator dan Mediator Perempuan. Foto: Medcom/Marcheilla.
Menlu Retno dalam pertemuan virtual Forum Regional Negosiator dan Mediator Perempuan. Foto: Medcom/Marcheilla.

Menlu Retno: Perempuan Harus Lebih Dilibatkan dalam Negosiasi Perdamaian

Marcheilla Ariesta • 15 Juni 2021 19:05
Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan perempuan harus lebih banyak dilibatkan dalam proses perdamaian di seluruh dunia. Ia menambahkan kontribusi perempuan sebagai mediator dan penjaga perdamaian harus diakui.
 
Dalam pidato pembukaan pertemuan Forum Regional Negosiator dan Mediator Perempuan, Menlu Retno menyorot tiga jenis dukungan yang diperlukan untuk memastikan keterlibatan perempuan yang lebih besar dalam perdamaian dan keamanan dunia.
 
"Pertama, dukungan politik. Agenda ini tidak akan sukses tanpa dukungan politik dari tingkat tinggi. Mereka berada di posisi kekuasaan yang memahami nilai inklusi," kata Menlu Retno dalam sambutannya, Selasa, 15 Juni 2021.

Pada saat yang sama, imbuhnya, media dan civitas akademika juga harus dilibatkan untuk mendapatkan dukungan yang lebih luas. Tentunya, untuk menyoroti nilai-nilai kontribusi perempuan untuk perdamaian dan keamanan.
 
"Kedua, dukungan keahlian. Kurangnya keterampilan digunakan sebagai alasan untuk melemahkan potensi kontribusi perempuan untuk perdamaian dan keamanan," tutur Menlu Retno.
 
Karenanya, ,menurutnya peningkatan kapasitas pelatihan adalah hal yang paling nyata yang dilakukan Indonesia dalam membangun peran perempuan di isu ini.
 
Baca juga: Melawan Paradigma Lama Mengenai Perempuan Penting untuk Kemajuan Bangsa
 
Ia menambahkan kolaborasi dengan jaringan lain, seperti PBB dan organisasi regional mediator perempuan juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan. Ini, ucap Menlu Retno, bisa menjadi wadah pembelajaran dan pendampingan bagi calon negosiator dan mediator perempuan.
 
"Ketiga, kita harus menemukan peluang bagi perempuan agar cocok mempraktikkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam perdamaian dan keamanan," imbuhnya.
 
Menurut Menlu Retno, kredensial tidak dapat dibuat dalam semalam. Perlu pengalaman bertahun-tahun agar pengetahuan perempuan dapat disalurkan dan berperan dalam perdamaian dan keamanan.
 
Dalam pertemuan tersebut, Retno mengatakan anggota komite mediator perempuan di Asia Tenggara telah terlibat dalam mencari solusi untuk krisis di Myanmar. Ia menambahkan jika penjaga perdamaian perempuan juga sudah diakui perannya di negara-negara konflik.
 
"Saya ingin mengingatkan bahwa perdamaian yang berkelanjutan hanya dapat dicapai jika kita membuka pintu bagi semua orang untuk berkontribusi penuh terhadap perempuan," tuturnya.
 
"Berinvestasi pada perempuan, berarti berinvestasi untuk masa depan yang lebih cerah," pungkas Menlu Retno.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan