Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Hilmar Farid mengatakan, pertemuan ini untuk memikirkan cara mengembangkan gaya hidup baru yang lebih tangguh.
"Dalam merumuskan itu, kita lihat kebudayaan berperan sangat penting. Kita bisa menggunakan sumber daya kebudayaan kita seperti pengetahuan atau kearifan lokal, ekspresi budaya yang beragam untuk kepentingan itu," tuturnya dalam jumpa pers virtual, Jumat, 22 April 2022.
Menurut Hilmar, negara-negara anggota G20 memiliki sumber daya luar biasa untuk mewujudkan semuanya. Lewat pertemuan tingkat menteri, tentunya G20 ingin mengkonsolidasikan berbagai sumber daya ini dan mempertemukannya dengan praktik yang sudah ada dan pengalaman dari semua negara.
Namun, katanya, tidak hanya berhenti pada diskusi atau pemikiran semata. Lewat pertemuan mendatang, harus ada sesuatu yang konkret dihasilkan, yakni pemulihan di sektor kebudayaan itu sendiri.
"Nantinya akan dibahas langkah pemulihan sektor kebudayaan yang lebih konkret," terangnya.
"Semangat gotong royong, kita kedepankan dengan solidaritas dan kemitraan berbagai unsur untuk membantu pemulihan di sektor kebudayaan," imbuh Hilmar.
Menurutnya, pertemuan ini penting karena DNA Indonesia adalah kebudayaan. "Kita melihat bahwa kekuatan kita di bidang kebudayaan ini sangat penting dikontribuskan dalam pembicaraan G20 secara keseluruhan," ungkapnya.
Tentunya, sambung Hilmar, tidak berarti Indonesia jalan sendiri.
"Justru pengalaman Indonesia yang mengelola kebudayaan begitu kompleks menempatkan kita di posisi unik untuk menjahit kekuatan dengan negara anggota G20 bersama dalam platform gotong royong untuk mewujudkan pemilihan di tingkat global," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News